Negara Ini Bakal Salip Amerika Serikat, tapi Bukan China
- www.pixabay.com/fancycrave1
Jakarta – Lembaga perbankan Goldman Sachs kembali merilis laporannya terkait ramalan ekonomi dunia. Mereka menjelaskan bahwa India akan menyusul Amerika Serikat (AS) untuk menjadi ekonomi terbesar kedua di dunia pada 2075.
Dilansir dari laman resmi Goldman Sachs, Rabu, 12 Juli 2023, faktor-faktor yang mendorong kemajuan ekonomi India adalah perkembangan dalam inovasi dan teknologi, investasi modal yang lebih tinggi, dan produktivitas pekerja yang meningkat.
Saat ini, India adalah ekonomi terbesar kelima di dunia setelah Jerman, Jepang, China, dan juga AS.
Rasio ketergantungan suatu negara diukur dengan jumlah tanggungan terhadap total penduduk usia kerja. Rasio ketergantungan yang rendah menunjukkan bahwa secara proporsional lebih banyak orang dewasa usia kerja yang mampu menghidupi kaum muda dan lanjut usia.
Menurut Goldman Sachs, kunci untuk menarik potensi populasi India yang berkembang pesat adalah dengan meningkatkan partisipasi angkatan kerjanya.
Lembaga tersebut juga meramalkan bahwa India akan memiliki salah satu rasio ketergantungan terendah di antara ekonomi besar selama 20 tahun ke depan.
"Jadi itu benar-benar jendela bagi India untuk melakukannya dengan benar dalam hal menyiapkan kapasitas produksi, terus meningkatkan layanan, melanjutkan pertumbuhan infrastruktur," demikian menurut laporan Goldman Sachs.
Pemerintah India telah memprioritaskan pembangunan infrastruktur, terutama dalam pembangunan jalan dan rel kereta api.
Anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) baru-baru ini bertujuan untuk melanjutkan program pinjaman bebas bunga 50 tahun kepada pemerintah negara bagian untuk memacu investasi di bidang infrastruktur.
Goldman Sachs percaya bahwa ini adalah waktu yang tepat bagi sektor swasta di negeri Hindustan itu untuk meningkatkan kapasitas produksi dan jasa guna menghasilkan lebih banyak pekerjaan dan menyerap tenaga kerja yang besar.
Meski begitu, ada tantangan yang dihadapi India dalam mengembangkan perekonomiannya. Ini terkait dengan tingkat partisipasi angkatan kerja, yang telah menurun selama 15 tahun terakhir.
"Hanya 20 persen dari semua wanita usia kerja di India bekerja," tulis lembaga investasi tersebut dalam laporan terpisah pada Juni 2203.
Net ekspor juga menjadi penghambat pertumbuhan India, karena negara itu saat ini mengalami defisit neraca berjalan. Goldman Sachs menyoroti bahwa sejauh ini ekspor jasa telah melindungi neraca perdagangan India sekarang.