BPR hingga Koperasi Bisa Punya IT Canggih Tanpa Bangun Infrastruktur

Transformasi digital.
Sumber :
  • Unsplash

Jakarta – Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia diramal tumbuh menjadi Rp24 ribu triliun, serta ekonomi digital juga diyakini ikut melonjak hingga delapan kali lipat menjadi Rp4.531 triliun. Semua kenaikan tersebut diperkirakan terjadi pada 2030.

Pemerintah Genjot Keterhubungan Infrastruktur untuk Kejar Swasembada Pangan

Pemerintah berkeinginan untuk terus mengembangkan ekonomi digital agar bisa menjadi pemain utama di kawasan Asia Tenggara. Ekonomi digital perlu dioptimalkan untuk menjadi sumber pertumbuhan ekonomi baru.

PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk diketahui telah membangun berbagai infrastruktur. Mulai dari jaringan fiber optik, data center (pusat data), cloud computing (komputasi awan), internet of things/IoT (internet segalanya) hingga layanan digital.

Kolaborasi Strategis Pertumbuhan Global Berkelanjutan dalam HLF MSP dan Indonesia-Africa Forum 2024

Bicara layanan digital, BUMN Telekomunikasi itu memiliki produk untuk sektor keuangan bernama Indibiz Finance – bagian dari platform ekosistem digital dunia usaha untuk mendukung bisnis UKM (usaha kecil dan menengah), Indibiz.

Menurut SME Marketing Evaluation and Control Officer Telkom Indonesia, Rizka Amalia, Indibiz Finance fokus kepada sektor keuangan menengah ke bawah seperti BPR (Bank Perkreditan Rakyat), BPRS (Bank Perkreditan Rakyat Syariah), Koperasi, dan BMT (Baitul Maal wat Tamwil).

Telkom Perluas Layanan Data Center

"Indibiz Finance saat ini memiliki dua produk. BPR Satu atau Sarana Transaksi Keuangan dan Netmonk Prime, yang merupakan penyedia solusi pemantauan jaringan atau network monitoring," kata dia kepada VIVA Tekno dan sejumlah media massa di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Indibiz Finance.

Photo :
  • VIVA/Lazuardhi Utama

Rizka memaparkan jika target pasar BPR Satu adalah bank-bank daerah seperti BPR, BPRS, Koperasi, dan BMT yang saat ini belum memiliki sistem IT canggih yang terintegrasi seperti bank konvensional.

"Jadi kita provide semua. Mulai dari core banking, sistem informasi, dan lainnya. Pelanggan kami berasal dari Pulau Jawa, Sumatra, Kalimantan, dan Maluku. Saat ini sudah ada 100 lebih pelanggan BPR Satu. Kami menargetkan 200 pelanggan sampai akhir tahun ini," jelasnya.

Di kesempatan yang sama, Account Manager BPR Satu, Adjie Dewantoro, menjelaskan, Indibiz menciptakan BPR Satu untuk mempermudah transaksi keuangan sehari-hari. Mulai dari tabungan, deposito, pinjaman, akuntansi, laporan operasional dan keuangan, laporan Bank Indonesia (BI).

"Kami membantu mereka sehingga tidak perlu menyediakan investasi untuk infrastruktur. Semua dari kami. Server, data center, layanan 24 jam call center," papar dia. BPR Satu juga menyediakan jaringan komunikasi dengan menggunakan VPN-IP, VSAT-IP, dan GPRS yang menghubungkan kantor pusat BPR dengan data center Sigma.

"BPR banyak yang di pelosok-pelosok. Jadi kami menyediakan VSAT maupun VPN dengan benefit bandwidth yang rendah, komunikasi lebih gampang, dan tentunya sistem keamanan yang lebih baik," ungkap Adjie.

 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya