Laba-laba Punya Ritual Kawin yang Aneh
- U-Report
VIVA Tekno  – Ketika laba-laba jantan siap kawin, mereka akan melepaskan kulit betina dewasa sebagai bagian dari ritual kawin yang aneh. Para ilmuwan di Austria menemukan tindakan menyeramkan itu untuk pertama kalinya saat mempelajari tungau laba-laba, kerabat arakhnida seukuran titik debu seperti laba-laba dan kalajengking.Â
Para peneliti menemukan bahwa pejantan akan menjaga betina, yang biasanya mencapai kematangan seksual pada usia 10 hari, dan menunggu sampai calon pasangan mereka mulai berganti kulit, menurut sebuah penelitian yang diterbitkan di jurnal iScience.Â
"Jantan akan menjaga betina selama berjam-jam. Jantan dapat mengenali kapan betina prematur mulai berganti kulit karena exuvia (kulit luar yang lama) berubah menjadi keperakan saat udara bersarang di antara kulit baru itu," kata rekan penulis studi Peter Schausberger.Â
Saat itulah segalanya menjadi sangat aneh. Untuk membuat betina siap kawin lebih cepat, pejantan kemudian menyelinap di bawah betina dan menggunakan pedipalpanya (bagian mulut seperti jarum) untuk menarik kulit dari betina.Â
Setelah exuvia dikeluarkan, pejantan dapat memasukkan aedeagus (organ reproduksi) ke dalam betina, menurut sebuah pernyataan, dilansir dari situs Live Science, Senin, 10 Juli 2023.
"Hanya butuh beberapa detik untuk sanggama. Perilaku menjaga ini membutuhkan energi dan waktu yang tinggi, jadi pejantan ingin memastikan pejantan lain tidak mengambil alih betina," jelasnya.Â
Menariknya, para peneliti menemukan bahwa kadang-kadang tungau laba-laba betina akan menelanjangi diri mereka sendiri ketika tiba waktunya bagi mereka untuk berganti kulit. Namun, betina melepas kulit mulai dari kepalanya, sedangkan jantan akan membuang bagian belakang kulitnya terlebih dahulu.
Meskipun ini adalah pertama kalinya perilaku pengupasan kulit tercatat pada spesies, tungau laba-laba bukan satu-satunya yang melakukan ritual kawin menyeramkan di kerajaan hewan.
Misalnya, kupu-kupu jantan akan menembus selubung kepompong betina, tahap dalam siklus hidup kupu-kupu setelah menjadi ulat dan menjadi kepompong.Â
Kedua contoh ini menunjukkan bahwa persaingan pasangan yang intens dapat muncul dan bahwa perilaku canggih ini didorong oleh seleksi seksual, bahkan pada hewan yang paling kecil.