Risiko dan Bahaya yang Mengintai Korban Kebocoran Data Bjorka

Ilustrasi tiket pesawat dan paspor.
Sumber :
  • Pixabay/pexels

VIVA Tekno – Perusahaan keamanan siber Kaspersky ikut menanggapi dugaan kebocoran data paspor warga negara Indonesia (WNI) yang dilakukan aktor Bjorka. 

Posko Digital Data Kecelakaan Online Bakal Diterapkan saat Arus Libur Natal dan Tahun Baru

"Kami menyadari adanya kabar dugaan kebocoran data paspor yang dilaporkan telah menyebarkan informasi nama lengkap, nomor paspor, tanggal kadaluarsa paspor, tanggal lahir, dan lainnya yang tercantum dalam paspor Indonesia," kata Adrian Hia, Managing Director untuk Asia Pasifik di Kaspersky dalam keterangannya, Jumat, 7 Juli 2023.

Menurutnya, informasi yang bocor di tangan penjahat siber memungkinkan mereka untuk meniru atau menyebarkan penipuan rekayasa sosial. 

Pertama di Jawa Barat, Immigration Lounge Buka di Grand Metropolitan Mall Bekasi

Dengan data yang terbuka, peretas dapat menghubungi korban, baik online atau offline dengan mengirimi puluhan pesan, menandai tempat tinggal, melakukan transaksi keuangan yang melanggar hukum dengan berpura-pura menjadi korban atau menyimpan data pribadi untuk menjualnya demi keuntungan finansial. 

Selain itu, para kriminal siber ini bahkan dapat menjual data yang diduga dicuri tersebut di web gelap. Peneliti Kaspersky menemukan bahwa penjahat siber dapat menjual paspor yang dipindai, dari US$6 (Rp90 ribu) hingga US$15 (Rp227 ribu) di platform gelap.

Imigrasi Ungkap Nasib Harga Paspor Setelah PPN 12 Persen Berlaku, Ikutan Naik?

Risiko pelanggaran data biasanya berlanjut untuk jangka panjang. Data terbuka yang digunakan oleh kriminal siber ini dapat mengubah jalan hidup siapa pun.

Hacker Bjorka.

Photo :

"Dan bahaya ini tidak hanya terbatas pada sektor pemerintahan atau bisnis, bahkan individu biasa pun dapat terpengaruh secara parah," lanjut Adrian.

Sementara kejadian tersebut masih dalam penyelidikan, masyarakat Indonesia dapat mengantisipasi dengan melakukan hal-hal sebagai berikut:

Segera setelah menyadari bahwa data mungkin disusupi, beri tahu orang-orang terdekat tentang situasi terkini sehingga mereka dapat menghindari kemungkinan penipuan menggunakan identitas dan membantu untuk melapor ke pihak berwenang.

Informasikan bank atau otoritas penerbit untuk membatalkan dan mengganti barang yang telah hilang atau dicuri, seperti kartu debit/kredit, SIM, kartu jaminan sosial, paspor, dll.

Melaporkan kepada pihak berwenang atau otoritas hukum. Jika identitas yang dicuri digunakan pada platform media sosial, laporkan ke organisasi platform agar mereka dapat menindaklanjutinya. Ubah juga semua kata sandi akun yang terpengaruh.
 
"Bagi instansi pemerintahan terkait maupun perusahaan swasta di Indonesia, pintu Kaspersky selalu terbuka untuk membagikan keahlian kami kepada organisasi mana pun, baik publik maupun swasta, untuk menghadapi tantangan semacam ini," imbuhnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya