Perang Semikonduktor Kian Panas: China Vs AS dan Belanda

Ilustrasi semikonduktor.
Sumber :
  • The Verge

VIVA Tekno – Pemerintah Belanda telah mengumumkan aturan baru yang membatasi ekspor peralatan semikonduktor tertentu ke China, menyusul langkah serupa yang dilakukan AS awal tahun ini.

Belanda adalah rumah bagi salah satu perusahaan semikonduktor terpenting di dunia, ASML – mesin yang dibutuhkan untuk memproduksi chip tercanggih.

Di bawah aturan baru, perusahaan di Belanda perlu mengajukan izin untuk mengekspor peralatan manufaktur semikonduktor canggih tertentu ke luar negeri. Aturan tersebut mulai berlaku pada 1 September 2023.

“Kami telah mengambil langkah ini demi kepentingan keamanan nasional,” kata Menteri Perdagangan Belanda Liesje Schreinemacher, seraya menambahkan bahwa peralatan tersebut dapat digunakan untuk keperluan militer.

Sejumlah perusahaan dan model produk yang 'sangat terbatas' akan terpengaruh, menurutnya tanpa menjelaskan lebih lanjut negara-negara yang tunduk pada pembatasan tersebut.

Kedutaan Besar China di Belanda menyebut undang-undang baru itu sebagai penyalahgunaan tindakan kontrol ekspor dan secara serius mengganggu perdagangan bebas dan aturan perdagangan internasional.

Ilustrasi chipset

Photo :
  • Slashgear

Namun demikian, kedutaan mengatakan siap bekerja dengan pihak Belanda untuk mengatasi masalah ini berdasarkan prinsip saling menguntungkan, untuk bersama-sama mempromosikan perkembangan yang sehat dari hubungan ekonomi dan perdagangan Sino-Belanda.

Pimpinan Muslim AS Kecewa Donald Trump Pilih Kabinet Pro-Irael

Perkembangan itu terjadi setelah AS memperkenalkan pembatasan besar Oktober lalu yang bertujuan untuk memotong ekspor chip utama dan alat semikonduktor ke China. 

Sejak saat itu, Washington telah mendorong negara-negara pembuat chip utama dan sekutunya seperti Belanda dan Jepang untuk mengikuti jejaknya dan memberlakukan pembatasan ekspor mereka sendiri.

Ingin Gencatan Senjata, Hamas Kirim Pesan ke Donald Trump untuk Bujuk Israel

Pekan lalu, outlet media melaporkan bahwa otoritas AS sedang mempertimbangkan kontrol ekspor baru pada microchip yang digunakan untuk mengembangkan AI di China. Langkah ini diperkirakan akan mengurangi penjualan di pasar semikonduktor top dunia. 

Menurut situs Russian Today, Rabu, 5 Juli 2023, China telah menolak upaya yang dipimpin AS untuk memblokir kemajuan dalam industri pembuatan chipnya, dengan menampar pembatasan ekspor bahan mentah utama yang dibutuhkan saingannya untuk memproduksi semikonduktor.

Bursa Asia Fluktuatif saat Investor Tunggu Data Penting dari China dan Jepang Pekan Ini

Bendera Amerika Serikat (AS) dan China.

Photo :
  • ANTARA/Xinhua.

Kontrol ekspor baru yang diumumkan pada hari Senin oleh Kementerian Perdagangan China mulai berlaku pada 1 Agustus untuk galium dan germanium –logam langka yang digunakan dalam pembuatan chip komputer dan berbagai produk lainnya, seperti panel surya dan peralatan radar canggih. 

Eksportir akan memerlukan izin khusus untuk mengirimkan salah satu dari dua logam atau senyawa turunannya keluar dari China, kata kementerian tersebut, mengutip kepentingan keamanan nasional.

China adalah produsen galium terbesar di dunia dan pengekspor germanium terkemuka. Uni Eropa telah memasukkan kedua logam tersebut ke dalam daftar bahan mentah kritisnya, yang berarti keduanya dianggap penting bagi ekonomi Eropa.

AS belum memproduksi galium apa pun sejak 1987 dan mengandalkan China untuk 53 persen impor materialnya antara 2018 hingga 2021, menurut Survei Geologi AS.

Langkah Amsterdam mendapat tanggapan yang keras dari pemerintah China, mengklaim bahwa AS memaksa negara lain untuk membantu mempertahankan 'hegemoni global' dan menerapkan 'penindasan semikonduktor terhadap China'. 

Negara Tirai Bambu itu menambahkan bahwa Belanda harus menahan diri dari menyalahgunakan langkah-langkah kontrol ekspor untuk membantu menjaga stabilitas rantai pasokan global industri semikonduktor.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya