Suasana Saat Arafah Dipotret Astronot Muslim dari Luar Angkasa
- Sultan Al Neyadi
VIVA Tekno – Astronot muslim yang saat ini tengah berada di luar angkasa, Sultan Al Neyadi membagikan beberapa foto di Tanah Suci dari luar angkasa saat musim haji tengah berlangsung. Beberapa waktu yang lalu dia juga pernah membagikan suasana saat Ramadhan di media sosial Twitter.
"Today is Arafat Day, a pivotal day during Hajj, that reminds us that faith is not just about belief, but also action and reflection. May it inspire us all to strive for compassion, humility and unity," tulisnya di Twitter, dikutip pada Jumat, 30 Juni 2023.
Dia menyebut bahwa hari ini adalah Hari Arafah, hari penting selama haji yang mengingatkan kita bahwa iman bukan hanya tentang keyakinan, tetapi juga tindakan dan refleksi. Al Neyadi berharap itu bisa menginspirasi kita semua untuk memperjuangkan belas kasih, kerendahan hati, dan persatuan.
Para jemaah haji mengangkat tangan mereka dan berdoa untuk pertobatan di dataran luas Arafah. Ini adalah ibadah yang intens, yang dianggap sebagai puncak dari ziarah tahunan.
Banyak orang berdiri bahu-membahu, untuk berdoa di lembah gurun, di mana Nabi Muhammad menyampaikan khotbah terakhirnya, dan menyerukan kesetaraan dan persatuan di antara umat Islam.
Cendekiawan Saudi dan Anggota Dewan Cendekiawan Senior Sheikh Youssef Bin Muhammad Bin Saeed menjadi penceramah Arafat di Masjid Namirah.
Dalam khotbahnya, ulama itu meminta para peziarah untuk berpegang teguh pada persatuan dan menghindari perselisihan, sehingga tidak terbawa oleh kampanye jahat dan desas-desus.
Al Neyadi bukanlah astronot pertama yang berada di luar angkasa selama Ramadhan. Muslim pertama yang pergi ke luar angkasa adalah Pangeran Sultan bin Salman Al-Saud dari Arab Saudi, diluncurkan dengan misi pesawat ulang-alik STS-51G saat bulan suci berakhir pada 17 Juni 1985.
Saat berada di luar angkasa, Al Neyadi berencana untuk melakukan 19 eksperimen yang mencakup hal-hal seperti radiasi, tidur, sakit punggung, dan ilmu material, menurut tinjauan yang diberikan oleh Pusat Antariksa Mohammad Bin Rashid, yang mengelola program astronot Uni Emirat Arab (UEA).