'Menjual' Keunikan Lewat Platform Digital

Ilustrasi media sosial/platform digital.
Sumber :
  • Freepik

Jakarta – Pemerintah terus berupaya mempromosikan pariwisata dalam negeri. Salah satunya melalui pengembangan program Bangga Berwisata di Indonesia (BBWI) sesuai arahan Presiden Joko Widodo, di mana telah menginstruksikan untuk fokus dalam pengembangan 5 Destinasi Super Prioritas.

'Open Trip' Makin Nge-hits, tapi Jangan Lengah

Direktur Informasi dan Komunikasi Perekonomian dan Maritim Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Septriana Tangkary, mengaku jika salah satu yang bisa dilakukan Pemerintah Daerah (Pemda) bersama dengan para pelaku pariwisata adalah turut mempromosikan potensi lain yang ada di daerah mereka.

"Promosi desa wisata, misalnya," kata dia, dalam keterangan resminya, Jumat, 30 Juni 2023. Menurut Septriana, perlu disertai dengan promosi yang optimal dengan ragam aktivitas wisata dan nilai-nilai budaya setempat agar menjadi daya tarik wisatawan agar merasa betah dan tertarik berkunjung kembali.

Gemes! Abe Cekut Boyong 2 Piala di TikTok Awards Indonesia 2024

Salah satu destinasi super prioritas yaitu Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), yang tidak hanya dikenal lewat kekayaan budaya yang menarik wisatawan domestik maupun mancanegara, tetapi juga memiliki banyak desa wisata yang menawarkan pengalaman menarik dan interaksi dengan setiap keunikan masing-masing wilayah.

Kemudian, mempromosikan desa wisata juga bisa dilakukan lewat berbagai platform digital. Mulai dari Konten yang menarik, informatif, tentang paket wisata yang bisa diakses oleh wisatawan, sampai tentunya konten tersebut harus bisa memberikan berbagai informasi tentang jenis wisata baik alam, budaya, atau buatan.

Disebut Family Goals oleh Netizen, Fadil Jaidi Ingin Ubah Mindset Masyarakat Soal Keluarga

"Jadi, wisatawan sebelum datang sudah tahu terlebih dahulu, apa saja yang bisa dieksplor di daerah yang mau dikunjungi," ungkap Septriana.

Ketua Badan Promosi Pariwisata DIY, Gusti Kanjeng Ratu Bendara, menekankan soal pentingnya kolaborasi dari para desa atau kampung wisata sehingga bisa saling melengkapi satu sama lain.

"Kita punya kampung wisata, namun saat ini fokusnya adalah bagaimana menjadi kawasan yang tidak berdiri sendiri. Ketika kita menjahitnya, maka wisatawan bisa seharian menghabiskan waktu dengan pengalaman yang berbeda-beda," ujarnya.

Desa-desa dan kampung wisata yang ada di Yogyakarta, menurut GKR Bendara masih lebih fokus di daerah masing-masing dan kurang bersinkronisasi dengan lainnya.

“Jangan lihat apa yang tidak dipunya, tetapi kita lihat potensi apa yang dimiliki. Karena apa yang terlihat biasa dilihat sehari-hari, bisa menjadi potensi dan keunikan yang tidak dimiliki oleh daerah lainnya,” tegas Bendara.

Ketua Gabungan Industri Pariwisata DIY, Bobby Ardyanto Setyo Ajie, mengingatkan tentang hal-hal yang perlu diperhatikan oleh para pengelola desa wisata di Yogyakarta. Menurutnya, ada tiga hal yang menjadi poin penting dari desa wisata.

"Unique selling point. Jadi tiap desa wisata pasti ada, namun memang harus sabar dan jangan duplikasi. Lalu, produk dan pengalaman yang berkualitas. Terakhir, yang juga tak kalah penting adalah sustainable tourism, yakni keberlangsungan dari pembangunan desa wisata yang akan sangat berpengaruh ke masyarakat sekitar,” papar Bobby.

Subak di Desa wisata Jatiluwih di Tabanan, Bali.

Travel Influencer Kasih Tips Liburan di Desa Wisata, Riset Dulu

Menurut data Jejaring Desa Wisata (JADESTA) hingga 21 Oktober 2024 tercatat ada sebanyak 6.026 desa wisata yang tersebar di berbagai provinsi.

img_title
VIVA.co.id
17 Desember 2024