Bjorka Jual Data Pribadi yang Diduga Milik Pelanggan IndiHome

Hacker Bjorka.
Sumber :

VIVA Tekno – Hampir 36 juta data pribadi yang diduga milik pengguna IndiHome dibocorkan hacker Bjorka. Sebelumnya pada Agustus 2022, hacker tersebut membocorkan 26 juta riwayat browsing dari pelanggan Indihome dan disebar di forum hacker. 

Alex Denni, Mantan Deputi KemenPANRB, Jadi Korban Kriminalisasi di Kasus PT Telkom

"Previously I have shared the browsing history of Indihome users. Now I will share a personal information database of myindihome users. MyIndihome is an application created by Telkom Indonesia for Indihome users," tulis Bjorka di blognya, dikutip pada Selasa, 27 Juni 2023.

Bjorka mengatakan bahwa sebelumnya dia telah membagikan riwayat browsing pengguna Indihome. Sekarang dia akan membagikan database informasi pribadi pengguna MyIndiHome. 

Cuma Rp50 Ribu Pelanggan dapat Produk Ini dari IndiHome

Menurutnya, MyIndiHome adalah aplikasi yang dibuat oleh Telkom Indonesia untuk pengguna Indihome. Bjorka juga menjual akses ke internal database server Telkom.

IHSG Ditutup Terkoreksi Tipis ke Level 7.065, Saham KLBF hingga MAPI Melonjak

Indonesia Digital Home / Indihome.

Photo :
  • vivanews/Andry Daud

"I also sell access to telkom indonesia’s internal database server. Where they store many of their service data and also their client’s own services. Will reveal more about #TelkomIndonesiaOperation soon," lanjutnya. 

Bjorka mengklaim sistem tersebut menyimpan banyak data layanan perusahaan dan juga layanan klien. Dia akan segera mengungkap lebih banyak tentang hal yang dia sebut sebagai #TelkomIndonesiaOperation.

Adapun informasi data pribadi yang diduga milik pelanggan IndiHome sebanyak 35.900.002 dengan ukuran 7GB setelah dikompres dan 55GB setelah dikompres.

Data tersebut berisi nomor internet protocol atau IP, email, nomor telepon, nomor IndiHome, Nama, NIK atau Nomor Induk Kependudukan, tipe perangkat, alamat, informasi berlangganan dan lain sebagainya.

Bjorka juga membagikan sampel data yang jumlahnya sekitar 10.000. Meski begitu belum diketahui keabsahan dari sampel data tersebut. Informasi pribadi itu dijual dengan harga US$5.000 atau Rp75 juta.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya