Merinding, Begini Kondisi Keturunan Keluaga yang Lakukan Hubungan Inses

Ilustrasi hubungan inses di Bukittinggi, Sumatera Barat.
Sumber :
  • Freepik/ijab

Jakarta – Belum lama ini heboh pemberitaan mengenai hubungan inses antara anak dan Ibu terjadi di Sumatera Barat. Tetapi ini bukan kasus pertama di dunia, ada satu keluarga dari Australia yang hampir seluruhnya melakukan hubungan inses.

BNI Permudah Pembiayaan Supply Chain untuk Mitra Bumi Serpong Damai Pakai Platform Digital

Mulai dari kakek, nenek, ibu, ayah, putra, putri, bibi, paman, keponakan, saudara laki-laki, dan perempuannya semua terlibat dalam berbagai hubungan inses.

Di Rakornas BPSDM 2024, Mendagri Dorong Mindset Baru dalam Digitalisasi Pemerintahan

Ilustrasi pasangan berpegangan tangan.

Photo :
  • Pixabay/StockSnap

Kisah keluarga inses ini digambarkan menjadi kasus terburuk yang ditemukan di Australia. Hal ini membuat pemerintah membuat Strike Force Hermoyne, sebuah penyelidikan untuk menangani kasus inses, pelecehan seksual anak, dan penelantaran di pertanian keluarga.

Genjot Perolehan Dana Murah, Bank Muamalat Optimalkan Kanal Digital

Dilansir VIVA Digital dari Mirror, Minggu, 25 Juni 2023, berdasarkan laporan lokal, hubungan inses di keluarga tersebut menghasilkan belasan keturunan yang mengalami masalah kesehatan. Bahkan, beberapa di antaranya mengalami cacat fisik.

"Sebelas anak di kamp adalah hasil hubungan seksual ibu mereka dengan saudara laki-laki, ayah, atau kerabat dekat laki-laki lainnya," kata laporan lokal yang dikutip dari Mirror UK.

Dari hasil temuan, sebanyak 12 anak mengalami kelainan bentuk wajah, kesulitan berbicara, dan kebersihan yang buruk. Beberapa orang buta huruf, kekurangan gizi yang parah, bahkan tidur di samping ember yang berisikan kotoran dan urine.

Polisi kemudian melakukan penelusuran lebih lanjut untuk menemukan keturunan dari keluarga inses tersebut. Hasilnya, mereka menemukan anak-anak dan orang dewasa yang terlibat dalam aktivitas seksual, hingga mengakibatkan anak-anak cacat secara genetik.

Mirisnya, keluarga tersebut tinggal dan menetap di tempat yang tidak layak, yakni di tenda dan karavan. Tidak ada akses air mengalir, pancuran, toilet, hingga menyebabkan sebagian besar anak mengalami infeksi jamur.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya