3 Fakta Kapal Selam Wisata Titanic yang Hilang, Orang Kaya Ini Jadi Penumpang
- OceanGate/via-New York Post
Kanada – Kapal selam yang membawa wisatawan menjelajahi bangkai Titanic dikabarkan hilang di lepas pantai Kanada Tenggara.
Sebagai perusahaan yang mengoperasikannya, Ekspedisi OceanGate tengah melakukan upaya penyelamatan terhadap para penumpang, termasuk miliarder Inggris Hamish Harding. Berikut deretan fakta mengenai Kapal Selam Wisata Titanic yang Hilang dilansir dari berbagai sumber sebagai berikut:
Lokasi Kapal Selam Wisata Titanic yang Hilang
Dilansir dari SkyNews, Rabu, 21 Juni 2023, Kapal selam Titan hilang kontak Minggu kemarin waktu setempat di laut Atlantik. Titik lokasinya sekitar 700 km selatan pulau Newfoundland, Kanada, di area di mana bangkai Titanic berada. Ia dilaporkan hilang sekitar 1 jam 45 menit setelah menyelam.
Titan memiliki pasokan oksigen sampai 96 jam untuk penumpang, sehingga sisa waktu hanya sekitar 2 hari untuk misi penyelamatan. Saat ini, pencarian besar-besaran dilakukan oleh tim dari Amerika Serikat dan Kanda, melibatkan pesawat militer, kapal selam dan kapal sonar.
Biaya Perjalanan Miliaran Rupiah
Titan adalah kapal selam kecil yang dioperasikan oleh OceanGate, perusahaan berbasis di Amerika Serikat yang menyediakan layanan penyelaman bawah laut. Tiket untuk ekspedisi Titanic adalah USD 250 ribu atau sekitar Rp 3,7 miliar selama 8 hari.
Kapal, yang beratnya sekitar 10 ribu kg itu beroperasi dengan mem-ping kembali pesan setiap 15 menit untuk memberi sinyal pada mereka yang berada di darat bahwa itu aman. Namun ping tersebut telah berhenti sehingga jelas ada keadaan darurat.
Titan ini terbuat dari serat karbon dan titanium dan dapat mencapai kedalaman lebih dari 3900 meter. Bangkai Titanic sendiri berada di kedalaman 3.800 meter.
Penumpang Kapal Selam Wisata Titanic
Meski belum diungkap secara resmi, salah satu penumpangnya adalah pebisnis kaya asal Inggris, Hamish Harding. Dia adalah Chairman Action Aviation, perusahaan layanan penerbangan.
Sebelum menyelam, Harding mengkonfirmasi bahwa dia gabung dengan ekspedisi OceanGate ini sebagai spesialis misi. Dia menulis di medsos bahwa karena cuaca buruk di Newfoundland, ekspedisi itu kemungkinan besar akan menjadi misi berawak pertama dan satu-satunya ke Titanic untuk tahun 2023.
Penumpang lain adalah Stockon Rush selaku CEO OceanGate sendiri. Ia tercatat menjadi pilot peringkat transportasi jet termuda di dunia pada usia 19 tahun. Dalam sebuah wawancara, Rush berbicara tentang kesannya saat mengunjungi bangkai kapal Titanic.
"Yang benar-benar mengejutkan adalah betapa indahnya itu. Anda biasanya tidak melihatnya di kapal karam. Ini adalah bangkai kapal yang luar biasa indah," katanya.
"Anda bisa melihat ke dalam, kami turun dan melihat tangga besar dan melihat beberapa lampu masih tergantung. Tahun depan kami berharap bisa mengirim robot kecil ke dalam, tapi untuk saat ini kami tetap di luar," cetusnya.
Penumpang lain adalah Paul-Henry Nargeolet, mantan komandan yang bertugas di Angkatan Laut Prancis selama 25 tahun. Saat bertugas, ia menjadi kapten dari kelompok angkatan laut dalam.
Setelah meninggalkan angkatan laut, dia bergabung dengan French Institute for Research and Exploitation of the Sea (IFREMER). Nargeolet memimpin beberapa ekspedisi ke situs Titanic dan terlibat dalam berbagai ekspedisi ilmiah di seluruh dunia.
Kabar terbaru, penumpang lainnya adalah salah satu orang terkaya Pakistan dan putranya yaitu Shahzada Dawood, anggota dewan amal Prince's Trust yang berbasis di Inggris, dan Sulaiman Dawood yang baru berusia 19 tahun. Keluarga mereka yang putus asa, termasuk istri Shahzada, Christina dan putrinya Alina, sekarang sedang menunggu kabar baik.