Berat Badan Kim Jong-un Lebih dari 140 Kilogram
- Korean Central News Agency/Korea News Service via AP.
VIVA Tekno – Pejabat Korea Selatan telah menggunakan kecerdasan buatan ( AI ) untuk meningkatkan berat badan pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un, menambah kenyamanan tentang keadaan kesehatannya.
Perangkat lunak yang dirahasiakan itu menunjukkan berat diktator yang lebih dari 140 kg. Kim Jong-un yang berkuasa setelah ayahnya Kim Jong-il meninggal dunia karena serangan jantung pada 2011, adalah seorang perokok berat dan tampaknya telah berjuang melawan berat badannya selama bertahun-tahun.
Namun, kesehatan pemimpin itu biasanya merupakan rahasia negara yang dijaga ketat -seperti tanggal lahirnya, meskipun diperkirakan berusia 39 tahun.
Yoo Sang-bum, anggota komite intelijen parlemen, mengatakan kepada wartawan setelah pengarahan oleh Badan Intelijen Nasional bahwa Kim Jong-un tampak lelah dengan lingkaran hitam yang terlihat jelas di sekitar matanya selama penampilan publiknya pada 16 Mei, dan diperkirakan beratnya lebih dari 140 kilogram menurut analisis AI.
Yoo menambahkan bahwa Kim Jong-un diyakini menderita gangguan tidur 'parah', mengutip laporan intelijen bahwa Korea Utara telah secara intensif mengumpulkan informasi medis terbaru tentang pengobatan insomnia untuk pejabat utamanya.
Media pemerintah Korea Utara yang dikontrol ketat jarang menyebutkan kesehatan pemimpinnya. Tetapi pada bulan Maret, surat kabar Rodong Sinmun Korea Utara mengatakan Kim Jong-Un bekerja sampai jam 5 pagi, mengutip bahwa dia terbiasa bekerja semalaman.
Badan mata-mata Korea Selatan mempertemukan kemungkinan Kim Jong-Un jatuh ke dalam 'lingkaran setan', yaitu ketergantungan yang meningkat pada alkohol dan nikotin, dan mengalami insomnia yang lebih buruk mengingat sejumlah besar rokok dan makanan ringan asing dikirim ke Korea Utara.
Pemimpin Korea Utara dilaporkan memiliki tiga anak, diperkirakan lahir pada tahun 2010, 2013 dan 2017, menurut situs Metro, Jumat, 2 Juni 2023.
Pengarahan terbaru datang hanya beberapa jam setelah upaya Korea Utara yang gagal meluncurkan satelit guna memata-matai saingannya di Amerika Serikat (AS).
Yoo mengatakan bahwa pemimpin tampaknya telah mengamati peluncuran yang gagal di lokasi. Badan Pengembangan Antariksa Nasional negara itu mengatakan akan menyembunyikan kegagalan 'segera' dan melakukan peluncuran lain setelah pengujian baru.
Peluncuran tersebut memicu kepanikan di Jepang setelah rudal memicu perintah penguncian di Pulau Hokkaido. Sebenarnya Korea Utara melarang Dewan Keamanan PBB untuk melakukan peluncuran apa pun berdasarkan teknologi balistik karena merupakan pelanggaran terhadap resolusi.