Cincin Saturnus Lebih Muda Umurnya dari Kehidupan di Bumi

Planet Saturnus.
Sumber :
  • Astronomy Now

VIVA Tekno – Cincin planet Saturnus relatif masih seumuran bayi dalam skala kosmos, terbentuk kurang dari 400 juta tahun lalu, menurut penelitian baru.

Pintu Universitas di Eropa Mulai Tertutup Bagi Mahasiswa Tiongkok

Perbandingannya, Saturnus sendiri berusia sekitar 4,5 miliar tahun dan kehidupan muncul di Bumi sekitar 580 juta tahun silam. Ini artinya kehidupan di Bumi lebih tua dari cincin Saturnus.

Dilansir dari The Jerusalem Post, Rabu, 31 Mei 2023, pernyataan tersebut diungkapkan dalam penelitian terbaru yang diterbitkan jurnal Sciences Advances pada Jumat. Penelitian ini dipimpin ahli fisika Sascha Kempf dari Universitas Colorado Boulder.

Meskipun Sudah Lulus Ternyata Gelar Doktor Bisa Dicabut Jika…

Ilustrasi cincin Saturnus.

Photo :
  • U-Report
Hadirkan Inovasi untuk Indonesia, 4 Peneliti Perempuan Raih Penghargaan L’Oreal - UNESCO For Women in Science 2024

Sepanjang abad ke-20, para peneliti berasumsi cincin Saturnus setua planet tersebut. Namun kemudian muncul keraguan yang mempertanyakan ketepatan perkiraan tersebut salah satunya karena kebersihan cincin tersebut, yang tampaknya terbuat dari 98 persen es air alami dan hanya sedikit material bebatuan.

Tim yang dipimpin Kempf kemudian memutuskan meneliti akumulasi debu pada cincin tersebut untuk menghitung usianya. Butiran kecil material batuan mengalir melalui tata surya hampir secara konstan, meninggalkan lapisan tipis debu dalam beberapa kasus.

Kempf dengan timnya memutuskan meneliti seberapa cepat debu di cincin Saturnus terbentuk, untuk menghitung usia cincin.

"Pikirkan cincin tersebut seperti karpet di rumah Anda," kata Kempf dalam rilisnya.

"Jika Anda punya karpet bersih yang digelar, Anda hanya perlu menunggu. Debu akan menetap di karpet Anda. Hal yang sama berlaku untuk cincin tersebut," paparnya.

Dari 2004 sampai 2017, peneliti menggunakan Cosmic Dust Analyzer pada pesawat luar angkasa Cassini NASA untuk menganalisis butiran debu di sekitar Saturnus. Pada 2017, pesawat tersebut sengaja ditabrakkan ke atmosfer Saturnus.

Salah satu bulan milik Saturnus.

Photo :
  • bryanbrandenburg.com

Ketika Cassini berputar di sekitar planet tersebut, Cosmic Dust Analyzer yang berbentuk seperti ember, mengumpulkan 163 butir yang berasal dari luar lingkungan terdekat planet.

Debu ini memungkinkan para peneliti menghitung usia cincin pada beberapa ratus juta tahun. "Kami tahu kira-kira berapa umur cincin itu, tapi itu tidak menyelesaikan masalah kami yang lain," kata Kempf. "Kami masih belum tahu bagaimana cincin ini terbentuk pada awalnya."

Prof. Dr. dr. Irma Bernadette S. Sitohang, Sp. D.V.E., Subsp. D.K.E., FINSDV, FA

Hari Ibu: Peneliti Wanita Indonesia Jadi Dokter Pertama Raih NAOS Ecobiology International Award di Prancis

Indonesia diwakili oleh Prof. Dr. dr. Irma Bernadette S. Sitohang, Sp. D.V.E., Subsp. D.K.E., FINSDV, FAADV. Dia terpilih sebagai pemenang penerima penghargaan NAOS.

img_title
VIVA.co.id
22 Desember 2024