Catat! Satelit Satria Akan Terbang Bersama Roket Elon Musk

Plt Menkominfo Mahfud MD.
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

VIVA Tekno – Baru-baru ini mantan Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Johnny G Plate ditetapkan sebagai tersangka atas kasus korupsi BTS 4G. Meski begitu Presiden Joko Widodo menyebut bahwa program mereka harus tetap berjalan.

Jika Terbukti Terlibat Judi Online Kominfo, Budi Arie Siap Mundur dari Jabatan Menteri

Selain proyek BTS 4G untuk akses-akses internet sampai ke pedesaan, ada juga Satelit Satria, kemudian Palapa Ring dan sebagainya, supaya dilanjutkan sesuai dengan program dan anggaran yang sudah disediakan.

Pelaksana Tugas (Plt) Menkominfo Mahfud MD bahkan memastikan proyek Satelit Satria yang sejatinya akan berangkat di bulan Juni dari Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat dilaksanakan sesuai jadwal yang telah ditetapkan. 

Cerita Mahfud MD Ditinggal Semua Pengawalnya saat Kasus Cicak vs Buaya, Hingga Akhirnya Dibantu Luhut

"Tetap diusahakan untuk dilanjutkan. Semua (proyek). Sekarang lagi dipelajari kontrak-kontraknya, masalah-masalahnya agar itu berlanjut," ujar Mahfud MD di Jakarta, Jumat, 26 Mei 2023.

Dia menjelaskan bahwa ini merupakan instruksi langsung dari Presiden Joko Widodo, harus dilanjutkan dan tidak boleh macet karena proyek-proyek ini dibutuhkan masyarakat juga akan berkontribusi penyelesaian BTS 4G yang sudah diprogramkan.

Menlu Iran Bantah Dubesnya Bertemu Elon Musk Diam-diam

Roket Falcon 9 siap meluncurkan Satelit Merah Putih

Photo :
  • Twitter/@cbphoto1

Satelit Satria itu akan terbang menggunakan roket Falcon 9 milik perusahaan antariksa swasta Elon Musk, SpaceX. Satelit yang dibangun PT Satelit Nusantara 3 ini menggunakan teknologi Very High-Throughput Satellite (VHTS) dan frekuensi Ka-Band.

Teknologi ini memiliki kapasitas 150 Gbps. Kapasitas transisi yang disediakan diklaim tiga kali lebih besar dari sembilan satelit aktif yang digunakan di Indonesia.

Saat ini Indonesia menggunakan delapan satelit untuk kebutuhan telekomunikasi nasional dengan total kapasitas 50GB per detik. 27Gbps diantaranya digunakan oleh pemerintah.

Pemerintah membangun satelit Satria-1 menggunakan skema Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU). Konsorsium Pasifik Satelit Nusantara menjadi pemenang tender satelit, terdiri dari PT Pintar Nusantara Sejahtera, PT Pasifik Satelit Nusantara, PT Dian Semesta Sentosa dan PT Nusantara Satelit Sejahtera.

Konstruksi satelit ini dikerjakan oleh pabrikan Prancis yaitu Thales Alenia Space. Struktur pembiayaan Satria terdiri dari porsi ekuitas (22 persen) senilai US$114 juta dan porsi pinjaman (78 persen) senilai US$431 juta.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya