Hacker China yang Disponsori Negara Berniat Serang AS

Peretas atau hacker.
Sumber :
  • ABC News

VIVA Tekno – Microsoft mengatakan bahwa mereka telah menemukan aktivitas jahat oleh grup peretasan yang disponsori negara China, yang secara diam-diam memperoleh akses ke organisasi infrastruktur penting di Guam dan tempat lain di Amerika Serikat (AS) dengan kemungkinan tujuan untuk mengganggu komunikasi penting jika terjadi krisis. 

Menko Airlangga: Indonesia Siap Mengakselerasi Pertumbuhan Ekonomi dan Investasi Berkelanjutan dari Amerika Serikat

Dalam laporan yang diterbitkan Rabu kemarin, raksasa teknologi Microsoft mengatakan grup bernama Volt Typhoon itu telah aktif sejak pertengahan 2021, menargetkan organisasi yang mencakup manufaktur, konstruksi, maritim, pemerintahan, teknologi informasi dan pendidikan. 

Microsoft mengatakan telah secara langsung memberi tahu pelanggan yang ditargetkan atau dikompromikan dan menyebut bahwa aktivitas tersebut dalam persiapan untuk menghentikan komunikasi selama krisis di masa depan.

Indonesia di Atas AS dan Rusia dalam Hal Ini

Guam, sebuah wilayah pulau AS yang terletak 1.600 mil (sekitar 2.600 kilometer) timur Manila, telah menjadi pusat militer dan strategis yang semakin penting karena ketegangan dengan China meningkat, termasuk kemungkinan bahwa negara itu menggunakan militernya untuk menegakkan klaimnya atas wilayah tersebut -memerintah pulau Taiwan.

Peretas atau hacker.

Photo :
  • ABC News
China: Veto AS atas Rancangan Resolusi DK PBB untuk Gaza Tunjukkan Standar Ganda

Volt Typhoon awalnya memperoleh akses ke organisasi yang ditargetkan melalui perangkat yang menghadap ke internet yang diproduksi oleh Fortinet Inc., sebuah perusahaan keamanan siber yang berbasis di Sunnyvale, California.

Microsoft menambahkan bahwa pihaknya masih menyelidiki bagaimana para hacker dapat mengakses peralatan tersebut. Peretas menggunakan hak istimewa yang dapat mereka peroleh dari perangkat Fortinet untuk mengekstrak lebih banyak kredensial untuk mengautentikasi ke perangkat lain di jaringan.

Di sana para peretas bermaksud melakukan spionase atau aktivitas mata-mata dan mempertahankan akses tanpa terdeteksi selama mungkin, dikutip dari laman Live Mint, Kamis, 25 Mei 2023.

Perwakilan Fortinet tidak menanggapi permintaan komentar. Seorang juru bicara Microsoft juga menolak untuk menguraikan laporan tersebut.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya