AS Ketar-ketir Lihat Pesawat Misterius China Mendarat

Pesawat mata-mata X-37B milik AS.
Sumber :
  • Gaia

VIVA Tekno - Setelah sembilan bulan di orbit, pesawat ruang angkasa misterius China telah mendarat untuk kedua kalinya, menjadikan negara itu salah satu dari sedikit entitas yang berhasil meluncurkan dan memulihkan pesawat ruang angkasa yang dapat digunakan kembali. 

China Tegas Desak Israel Stop Ekspansi di Dataran Tinggi Golan Milik Suriah

"Keberhasilan lengkap dari eksperimen ini menandai terobosan signifikan dalam penelitian negara kami tentang teknologi pesawat ruang angkasa yang dapat digunakan kembali," kata Xinhua, sebuah kantor media pemerintah China, melaporkan awal bulan ini.

Namun, pemerintah China hanya merilis sangat sedikit informasi tambahan tentang pesawat tersebut, detail desain, kemampuan, dan kinerjanya tetap tidak dijelaskan, mengutip dari situs Live Science, Selasa, 23 Mei 2023.

Gara-gara Top Gun, Tom Cruise Diganjar Penghargaan Tertinggi Militer Amerika

Para ahli berpendapat bahwa pesawat China kemungkinan mirip dengan Boeing X-37B, pesawat luar angkasa Amerika Serikat yang memulai debutnya pada tahun 2010. 

Kevin Pollpeter, seorang ilmuwan peneliti di Center for Naval Analyses, mengatakan kepada Nature.com bahwa pengungkapan X-37B memicu kekhawatiran pemerintah China atas potensi militer kendaraan itu. 

Trafik Penumpang Pesawat Diprediksi Tembus 605 Ribu Orang Per Hari saat Nataru

Hal ini mungkin mendorong program luar angkasa negara Tirai Bambu yang terkait erat dengan militernya, untuk mulai mengembangkan versinya sendiri, kata Pollpeter.

X-37B setelah mendarat di Kennedy Space Center NASA.

Photo :
  • Boeing

Seperti X-37B, pesawat China itu tampaknya tidak berawak dan relatif kecil. Ini mungkin pertama kali terbang pada September 2020, melakukan tugas singkat selama dua hari ke orbit sebelum kembali ke permukaan Bumi. 

Misi terbarunya dimulai pada Agustus 2022, ketika lepas landas dengan roket Long March 2F dari Pusat Peluncuran Satelit Jiuquan di China utara, menurut laporan dari Pusat Kajian Strategis dan Internasional (CSIS) yang berbasis di Washington, DC. Tujuan pasti dari misi tersebut masih belum jelas.

Menurut laporan yang sama, pesawat itu melepaskan 'objek' ke orbit sekitar bulan Oktober. Objek tersebut tampaknya menghilang pada bulan Januari, namun tiba-tiba muncul kembali di radar pelacakan satelit pada bulan Maret. 

Para ahli percaya bahwa bukti ini bisa menunjukkan pesawat memiliki semacam kemampuan penghapusan satelit, seperti lengan robot. 

"Orang China telah banyak memanfaatkan lengan robot dalam konteks lain, seperti stasiun luar angkasa China," kata Jonathan McDowell , astrofisikawan di Pusat Astrofisika Harvard & Smithsonian, kepada Nature. 

Jika demikian, maka tujuan utama pesawat mungkin untuk memperbaiki satelit yang rusak atau menghilangkan puing-puing orbit. Namun, ini tidak mengesampingkan adanya aktivitas militer.

 

Karyawati menunjukkan mata uang rupiah dan dolar AS di salah satu gerai penukaran mata uang asing di Jakarta.

Fed Pangkas Suku Bunga, Rupiah Ambruk ke Level Rp 16.234 Per Dolar AS Pagi Ini

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot melemah pada perdagangan Kamis pagi, 19 Desember 2024.

img_title
VIVA.co.id
19 Desember 2024