Geger Penemuan Fosil Ikan di Gunung Everest
- Istimewa
VIVA Tekno – Ilmuwan yang tengah mempelajari Puncak Everest, gunung tertinggi di dunia, menemukan fosil ikan dan hewan laut lainnya yang terbenam di bebatuan.
Bagaimana bisa hewan laut seperti ikan ada di pegunungan Himalaya yang tertinggi di muka Bumi? Di kawasan Lembah Spiti di India banyak ditemukan fosil dan itu mengundang para paleontolog dari seluruh dunia untuk meneliti daerah itu.
Di daerah itu ahli banyak menemukan bukti fosil yang berusia hingga 540 juta tahun. Desa Komic, Mud, Hikkim, Langza, dan Lalung berada di kawasan yang lapisan sedimennya kaya akan fosil.
Dilansir dari laman Mysteries Unsolved, di Nepal, kerang serta cumi ditemukan di permukaan bawah sungai Kali Gandaki.
Para pendaki yang memanjat Gunung Everest kerap membawa bebatuan yang mengandung fosil hewan laut. Kawasan Himalaya rupanya dulunya adalah daerah bawah laut yang menjadi tempat hidup ikan dan hewan laut lainnya.
Teori yang menyebut Bumi dulunya dipenuhi air membuat banyak sejarawan, arkeolog, ilmuwan tertarik mendalami proses geologi dan perubahan iklim.
Sekilas Himalaya
Untuk memahami bagaimana fosil hewan laut bisa ada di Himalaya, kita perlu memahami sejarah geologi wilayah itu. Himalaya dulunya tidak setinggi yang kita lihat sekarang. Jutaan tahun lalu peristiwa geologi yang disebut Pergeseran Lempeng Benua terjadi.
Pada masa itu ada benua superbesar atau daratan luas yang nantinya menjadi benua. India adalah bagian dari Gondwanaland yang meliputi Australia, Afrika, Antartika, India, Amerika Selatan. Sekitar 150 juta tahun lalu India terlepas dari Gindwanaland dan mulai bergerak ke utara mengarah ke Eurasia.
Laut Tethys yang berada di antara dua lempeng diketahui kaya akan hewan laut. Butuh sekitar ratusan juta tahun untuk kedua lempeng benua itu bertabrakkan dan membentuk apa yang saat ini kita sebut Himalaya, pegunungan tertinggi di dunia.
Bahkan hingga hari ini bebatuan di Himalaya kaya dengan fosil hewan laut yang dulunya berada di Laut Tethys.
Penemuan fosil ikan di Himalaya itu mengungkap asal mula terbentuknya pegunungan tertinggi di muka Bumi tersebut. Temuan itu juga membuktikan atap dunia itu dulunya berada di bawah permukaan laut.