Kaspersky Sukses Cegah Gempuran Siber, Indonesia Paling Banyak Diserang

Ilustrasi hacker.
Sumber :
  • Getty Images

VIVA Tekno – Perusahaan keamanan siber asal Rusia, Kaspersky, melaporkan berhasil memblokir 49.042.966 ancaman siber lokal oleh hacker atau peretas yang berupaya menginfeksi perusahaan di kawasan Asia Tenggara pada tahun lalu.

Israel Tahan 270 Anak Palestina dengan Kondisi Memprihatinkan, Menurut Komisi Urusan Tahanan

Jenis serangan siber banyak terjadi pada perusahaan di Indonesia (19.614.418 insiden), Vietnam (17.834.312), dan Thailand (5.838.460).

Selain itu juga, sebanyak 3.841.548 ancaman siber lokal yang mengincar bisnis di Malaysia telah berhasil dicegah Kaspersky. Lalu, sebanyak 1.585.384 ancaman di Filipina serta 328.844 di Singapura.

Putin Tandatangani Revisi Doktrin Nuklir Rusia, Tak Lagi sebagai “Upaya Terakhir”

Statistik ini menunjukkan lanskap program berbahaya yang ditemukan langsung di komputer pengguna atau media yang dapat dilepas dan terhubung dengannya (flash drive, kartu memori kamera, ponsel, hard drive eksternal), atau yang awalnya masuk ke komputer dalam bentuk tidak terbuka (misalnya, program dalam penginstal kompleks, file terenkripsi).

Balas Dendam, Hizbullah Tembakan Ratusan Rudal ke Wilayah Israel

Sementara ancaman siber lokal hacker terhadap perusahaan di Asia Tenggara lebih tinggi dibandingkan dengan ancaman online yang dimonitor dan diblokir oleh Kaspersky tahun lalu, penurunan stabil juga terlihat dari tahun ke tahun.

Puncak pandemi Covid-19 tahun 2020 memperlihatkan 92 juta insiden lokal yang dicegah oleh Kaspersky. Kemudian, angka tersebut menurun di tahun 2021 dengan 69 juta insiden dan kembali turun jauh pada tahun lalu dengan 49 juta insiden.

“Terlepas dari tren penurunan, bisnis atau perusahaan tetap harus waspada karena USB yang dipersenjatai dan drive yang dapat dilepas masih dapat menjadi sumber malware efektif yang dapat membahayakan jaringan, server, bahkan perangkat keras,” ungkap General Manager Kaspersky untuk Asia Tenggara, Yeo Siang Tiong, Senin, 22 Mei 2023.

Perlindungan terhadap serangan offline tidak hanya membutuhkan solusi antivirus yang mampu menangani objek yang terinfeksi, tetapi juga firewall, fungsi anti-rootkit, dan kontrol atas perangkat yang dapat dipindahkan.

“Jika USB atau drive yang dapat dilepas menginfeksi sistem Anda, maka kami menyarankan bisnis untuk memiliki konsep pertahanan komprehensif yang mampu melengkapi, menginformasikan, dan memandu tim Anda dalam melawan serangan siber hacker paling canggih dan tertarget,” tutur Yeo.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya