Orang Ini Berani Tuduh AS Tidak Pernah Kirim Astronot ke Bulan
- NASA
VIVA Tekno – Mantan Kepala Badan Antariksa Rusia, Roscosmos, Dmitry Rogozin, telah menyatakan keraguannya terkait misi Apollo 11 Amerika Serikat yang mendarat di Bulan pada tahun 1969, mengatakan bahwa dia belum melihat bukti konklusif.
Dalam sebuah posting di saluran Telegramnya pada hari Minggu, Rogozin mengatakan dia memulai pencarian akan kebenaran 'sekitar sepuluh tahun yang lalu' ketika dia masih bekerja di pemerintahan Rusia.
Dia kemudian menjadi ragu apakah orang Amerika benar-benar menginjakkan kaki di Bulan ketika membandingkan betapa lelahnya para kosmonot Soviet saat kembali dari penerbangan mereka, dan betapa kontrasnya awak Apollo 11 yang tampaknya tidak terpengaruh.
Rogozin mengatakan dia mengirim permintaan bukti ke Roscosmos saat itu. Tapi yang dia terima sebagai tanggapan hanyalah sebuah buku yang menampilkan kisah Kosmonot Soviet, Aleksey Leonov tentang bagaimana dia berbicara dengan para astronot Amerika dan bagaimana astronot memberi tahu Leonov bahwa mereka telah berada di Bulan.
Mantan pejabat itu menulis bahwa dia melanjutkan usahanya saat diangkat sebagai kepala Roscosmos pada 2018. Namun, menurut Rogozin, tidak ada bukti yang diberikan kepadanya.
Sebaliknya, beberapa akademisi yang tidak disebutkan namanya dengan marah mengkritiknya karena merusak 'kerjasama suci dengan NASA', menurut laman Russian Today, Selasa, 9 Mei 2023.
Mantan kepala Roscosmos itu juga mengatakan dia telah menerima panggilan telepon dari seorang pejabat tinggi yang marah, yang diduga menuduhnya memperumit hubungan internasional.
Rogozin menyimpulkan dengan mengatakan bahwa dia masih tidak percaya negeri Paman Sam itu mampu menginjakkan kaki di Bulan. Bahkan sekarang pun tetap tidak akan bisa terlepas dari kemajuan teknologi yang luar biasa sejak akhir 1960-an.
Apollo 11 adalah misi berawak pertama ke Bulan, dengan Neil Armstrong dan Buzz Aldrin tercatat dalam sejarah sebagai manusia pertama yang berjalan di permukaan satelit alami Bumi tersebut.
Penerbangan tersebut didahului oleh program tak berawak Soviet Luna 2, yang merintis jalan untuk eksplorasi Bulan. April lalu, Presiden Vladimir Putin juga berjanji untuk melanjutkan program Bulan Rusia.