Apple Hati-hati Adopsi AI
- Twitter/@tim_cook
VIVA Tekno – Microsoft, Google, dan sejumlah perusahaan lain berlomba untuk menyempurnakan versi dari AI (artificial intelligence/kecerdasan buatan) mereka, mengejar kecanggihan dari ChatGPT yang dibuat oleh OpenAI.
CEO Apple, Tim Cook mengakui bahwa AI adalah sesuatu yang memiliki potensi besar, menurut situs Mashable SE Asia, Senin, 8 Mei 2023.
"Saya pikir sangat penting untuk berhati-hati dan memikirkan bagaimana Anda mendekati hal-hal ini. Ada sejumlah isu yang perlu dipilah di sejumlah tempat berbeda, tapi potensinya tentu sangat menarik," katanya.
Cook terus menjelaskan bagaimana Apple telah mengintegrasikan AI dan pembelajaran mesin ke dalam produknya sendiri, termasuk fitur deteksi jatuh dan deteksi kerusakan di Apple Watch dan iPhone.
Namun, dia tidak akan secara langsung membahas topik yang membuat semua orang penasaran yakni AI generatif. Itu merupakan teknologi di balik ChatGPT OpenAI, chatbot multiguna perusahaan yang tampaknya digunakan semua orang.
"Kami memandang AI sebagai sesuatu yang besar, dan kami akan terus memasukkannya ke dalam produk kami dengan sangat hati-hati," tutup Cook.
Komentar Cook dapat diartikan sebagai kritik terhadap Microsoft dan Google, yang bergegas mengintegrasikan AI generatif ke dalam produk pencarian mereka.
Apple memiliki platform yang sangat masif di mana raksasa teknologi itu dapat menggunakan AI generatif, termasuk produk perangkat keras seperti iPhone yang hadir dengan asisten Siri berbasis AI virtual serta perangkat lunak seperti Safari dan Maps.
Tetapi perusahaan tampaknya tidak terburu-buru untuk mengintegrasikan model AI berbasis bahasa seperti ChatGPT ke dalam produknya, malah mengandalkan AI untuk fitur yang sangat spesifik.
Selain menghindari peluncuran produk setengah matang, Apple memiliki alasan lain untuk berhati-hati dalam mengintegrasikan AI generatif ke dalam salah satu produknya yang tersedia secara luas.
Pada bulan Maret, badan perlindungan data Italia melarang ChatGPT di negaranya dengan alasan perlindungan data pengguna yang tidak memadai dan kurangnya mekanisme untuk mencegah anak di bawah umur menggunakan layanan tersebut.