Kehadiran AI Jadi Sorotan Publik, Begini Kata Pengamat

Teknologi AI dan big data.
Sumber :
  • SmartData Collective

VIVA Tekno – Belakangan ini kehadiran kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) sedang ramai diperbincangkan.

Hadirkan Inovasi Teknologi Terkini, Ratusan Perusahaan Hadir di Jade 2024

Pengamat Budaya dan Komunikasi Digital dari Universitas Indonesia (UI) Firman Kurniawan berharap masyarakat untuk bisa meningkatkan literasi digital di tengah kehadiran AI tersebut.

“Kalau urusan menggunakan teknologi, masyarakat Indonesia dengan mudahnya memakai. Tetapi apakah memakainya dengan aman dan benar. Itu yang perlu literasi dan pembelajaran lebih lanjut,” kata dia di Jakarta, Kamis, 4 Mei 2023.

Sabrina: Chatbot BRI 24 Jam yang Memudahkan Layanan Perbankan Anda

Kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI).

Photo :
  • Analytics Insight
Integrasi Teknologi dan Pendidikan untuk Mendongkrak Kualitas SDM

Kehadiran AI, lanjut Firman, sejatinya telah mendorong terjadinya perubahan besar dalam peradaban manusia sehingga perlu diantisipasi agar tidak berdampak buruk pada masyarakat.

Dalam konteks lapangan pekerjaan, kekhawatiran kelompok tenaga kerja produktif yang takut tergantikan oleh AI dapat dipahami lantaran kemampuan AI yang dianggap bisa menyelesaikan berbagai permasalahan dan produktivitas di berbagai bidang.

Oleh sebab itu, peningkatan literasi dinilai akan memudahkan masyarakat dalam menghadapi hadirnya kecanggihan digital ini.

Selain meningkatkan literasi digital dan teknologi, pemerintah juga diharapkan berperan aktif untuk memberikan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat agar mampu beradaptasi dengan tepat.

“Kultur masyarakat perlu dibangun agar penggunaan teknologi, khususnya AI ini dapat dimanfaatkan secara benar,” ujarnya.

Artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan.

Photo :
  • Science HowStuffWorks

Lebih lanjut Firman menyampaikan, kecerdasan buatan yang dijalankan mesin memiliki sejumlah kekurangan seperti kemampuan memahami konteks hingga evaluasi pekerjaan layaknya manusia.

Namun demikian, apabila tidak diantisipasi secara serius maka seiring berjalannya waktu hadirnya AI akan benar-benar mampu melakukan pekerjaan-pekerjaan manusia dengan hasil yang memuaskan.

“Pada sebagian realitas, kemampuan pemrosesan data AI jauh mengungguli manusia. Negara harus mengkaji secara serius," pungkasnya.

Seperti yang diketahui, International Business Machines Corp (IBM) di Amerika Serikat bakal menyetop rekrutmen pekerja sebanyak 7.800 pekerjaan yang akan digantikan perannya oleh AI.

CEO IBM Arvind Krishna mengatakan pihaknya akan menunda rekrutmen untuk divisi back office atau yang tidak berhubungan langsung dengan pelanggan, seperti bagian sumber daya manusia (SDM).

Jumlah karyawan total di divisi 'belakang layar' ini sekitar 26 ribu pekerja, dan 30 persen di antaranya akan digantikan AI dalam beberapa tahun ke depan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya