Hacker Indonesia Habisi Peretas India
- ABC News
VIVA Tekno – Beberapa waktu yang lalu suasana antara kelompok hacker Indonesia dan India memanas. Sebabnya adalah karena Pendeta Hindu India, Yati Narsinghanad Giri, telah melecehkan Islam.
Hacktivist Indonesia kemudian mengaku akan melakukan serangan terhadap 12.000 website India buntut dari pernyataan kontroversial itu.
Salah satu yang mereka lakukan adalah membobol sistem keamanan Icici Bank - perusahaan jasa keuangan terbesar kedua di India.
Kelompok hacker India kemudian melakukan serangan balasan dengan membocorkan sejumlah data, salah satunya data sensitif milik salah satu iniversitas di Medan, Sumatera Utara.
Peristiwa peretasan masih terus terjadi. Pada 19 April kemarin, di mana Hactivist Indonesia - kelompok hacker Indonesia - memposting kebocoran dari India City Lead yang berukuran 5.859.620.907 byte.
Adapun pesan yang disampaikan adalah bahwa mereka melakukan hal untuk kemanusiaan bukan ketenaran.
"We do the things we do for humanity, not for our own fame," imbuh Hacktivist Indonesia, seperti dikutip VIVA Tekno, Minggu, 23 April 2023.
Kemudian, baru-baru ini di saluran Telegram, Hacktivist Indonesia merilis dugaan kebocoran dari 8 juta database e-commerce indiamart.com yang berukuran 1,4 GB.
"Hola India cyber lammer. Berhentilah membuat lelucon tentang basis data yang Anda sebarkan. Lebih baik Anda tidur dan minum susu sekarang jika tidak ingin melihat jutaan basis data negara Anda dihancurkan," kata mereka.
Sebelumnya, kelompok hacker Anonymous India menyebut bahwa mereka berhasil mendapatkan data pribadi berupa KTP, transkrip nilai S1, Kartu Keluarga, transkrip nilai S2 hingga ijazah S2 dari Universitas di Medan.
Meski begitu belum diketahui berapa banyak yang terpengaruh dan apakah data yang mereka tebar benar-benar valid. Sementara di saluran Telegram, kelompok hacker Indonesia lainnya, Ganosec Team, menulis bahwa itu hanya Google Dork.
"Terrible as a child just learning dorking data anonymous India," tulis Ganosec Team. Google Dork adalah metode penggunaan mesin pencari Google untuk mendapatkan informasi sensitif yang tidak ada di internet.