Data Scientist Hasilkan Cerita untuk Satu Tujuan

Teknologi AI dan big data.
Sumber :
  • SmartData Collective

VIVA Tekno – Ilmuwan data atau data scientist sangat dibutuhkan di era big data seperti sekarang ini. Big data sendiri biasa dipakai untuk bidang pemasaran, teknologi, riset, dan sebagainya.

Lindungi Perjalanan di Libur Nataru, Jasaraharja Putera Gandeng 616 Tempat Wisata

Big Data adalah konsep pengelompokan atau pengumpulan data dalam skala besar, yang terdiri dari berbagai macam jenis data, meliputi data terstruktur, semi terstruktur, dan tidak terstruktur kemudian digunakan sebagai informasi dalam proyek pembelajaran mesin, pemodelan prediktif, dan aplikasi analitik lanjutan lainnya.

Sedangkan ilmuwan data merupakan pekerjaan untuk mengolah data yang menghasilkan suatu cerita. Nantinya, hasil tersebut harus menjadi satu tujuan yang ditentukan.

Tak Lagi Bosan! Ini 7 Kegiatan Menarik saat Perjalanan Naik Kereta

Perusahaan riset Pacmann, melakukan analisis terhadap kebijakan perusahaan dan instansi pemerintahan di wilayah Jabodetabek yang mulai menerapkan Work From Office (WFO) setelag tiga tahun kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Namun pada bulan Ramadhan ini, beberapa perusahaan dan instansi pemerintahan melakukan penyesuaian atau pengurangan jam kerja. Apakah kebijakan ini mempengaruhi mobilitas pekerja kantoran?

Jelang Nataru, Jasaraharja Putera Catat Ada Lonjakan Peserta Asuransi Perjalanan

Tim Pacmann bekerja sama dengan Nurvirta Monarizqa ialah seorang data scientist di Microsoft yang melakukan analisis waktu perjalanan pulang-pergi kerja antara daerah perkantoran dengan kecamatan-kecamatan di wilayah Jabodetabek.

Data waktu perjalanan dikumpulkan dengan mengambil waktu tempuh secara real time dari tiap titik pusat kecamatan di Jabodetabek ke 5 proxy tempat kerja (Thamrin, SCBD, Kuningan, Blok M, dan TB Simatupang), setiap 15 menit dari pukul 07:00-10:00, dan sebaliknya dari proxy tempat kerja ke centroid kecamatan dari pukul 16:00-20:00, menggunakan HERE Maps API.

Nurvirta Monarizqa, data scientist yang bekerja di Microsoft.

Photo :
  • Instagram @nmonarizqa

Data yang digunakan adalah pekan ke-3 bulan Ramadhan selama hari kerja dan jam berangkat serta pulang kerja yang dinyatakan dalam waktu Indonesia Barat (WIB) agar data yang dianalisis bersifat representatif.

Hasil analisis menunjukkan bahwa secara rata-rata, mayoritas durasi perjalanan (baik pulang maupun pergi) berkisar antara 30-120 menit dengan tendensi (median) 75 menit, menurut keterangan resmi perusahaan pada Jumat, 21 April 2023.

Namun terdapat beberapa daerah yang durasi pulang atau perginya di atas 2 jam, di antaranya seperti kecamatan Nanggung, Sukajaya, Pamijahan dan Tanjungsari, yang masuk ke dalam daerah administrasi Kabupaten Bogor.

Durasi perjalanan pada beberapa variasi jam berangkat maupun jam pulang memiliki deviasi yang kecil. Secara umum, durasi perjalanan di seluruh kecamatan cenderung sama, baik ketika berangkat pada pukul 7:00 WIB atau 10:00 WIB. Namun durasi perjalanan pulang paling tinggi terjadi jika pulang pada pukul 17:00.

"Dengan mengetahui durasi perjalanan yang optimal untuk setiap titik kantor proxy, perusahaan dapat mengatur jam kerja karyawannya agar lebih efisien, misalnya dengan memberikan pilihan waktu berangkat yang fleksibel untuk menghindari kerumunan atau waktu-waktu padat,” ujar Tim Sekolah Data sekaligus Data Analyst di Pacmann, Erisha Aryanti.

Secara umum dari hasil analisis ini, Pacmann menemukan bahwa  ketika rush hour, tipikal waktu tempuh dari titik tengah kecamatan ke proxy kerja 25 persen lebih lama daripada tidak ada traffic, dan 50 persen lebih lama ketika sedang mace, menurut Monarizqa.

Sehingga apabila dari rumah ke tempat kerja tanpa traffic, akan membutuhkan waktu 40 menit. Sementara untuk waktu tempuh rush hour menjadi 50 menit dan waktu tempuh ketika macet menjadi 60 menit. Analisis ini dapat membantu perusahaan dalam mengoptimalkan pengaturan jam kerja karyawan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya