Catat, Berikut Jadwal Gerhana Matahari Besok
- VIVAnews/Ardian
VIVA Tekno – Besok akan terjadi fenomena Gerhana Matahari Hibrida yang bisa disaksikan di Indonesia. Gerhana Matahari merupakan peristiwa terhalangnya cahaya Matahari oleh Bulan sehingga tidak semua cahayanya sampai ke Bumi.
Gerhana Matahari Hibrida terdiri dari dua peristiwa gerhana berbeda, yakni Gerhana Matahari Cincin, dilanjutkan Gerhana Matahari Total kemudian kembali Gerhana Matahari Cincin.
Di Jakarta sendiri hanya akan kebagian Gerhana Matahari Sebagian di mana fase awal dimulai pada pukul 09:29 WIB, puncak gerhana 10:45 WIB dan diakhiri pada 12:06 WIB.
Sementara di Medan dimulai pada pukul 10:13 WIB, fase puncak 10:50 WIB dan diakhiri pada 11:28 WIB. Durasi terlama terjadi di Ambon selama 3 jam 9 menit, dimulai dari pukul 11:58 WIT, fase puncak 13:34 WIT dan diakhiri 15:08 WIT.
Gerhana Matahari Hibrida akan bisa disaksikan di Pulau Kisar, Pulau Maopora (Maluku), Pulau Damar (Maluku Utara) Pulau Watubela (Maluku), Kepulauan Antalisa (Papua Barat), Randepandai, Roswar (Papua Barat), Pulau Num, Wooi dan Biak Kota (Papua).
Yogyakarta akan menjadi provinsi yang paling awal mengalami Gerhana Matahari Sebagian. Sedangkan Medan akan menjadi provinsi yang paling awal mengakhirinya.
Jayapura disebut menjadi wilayah yang paling akhir memulai, sekaligus mengakhiri Gerhana Matahari Sebagian. Sayangnya ini tidak dapat disaksikan di lima kabupaten/kota di Aceh, seperti Sabang, Banda Aceh, Aceh Jaya, Aceh Besar dan Pidie.
Fenomena ini bisa disaksikan oleh masyarakat Indonesia pada Kamis, 20 April 2023. Tapi untuk Gerhana Matahari Cincin hanya bisa dilihat di Amerika Serikat, sebagian Amerika Tengah, Kolombia dan Brazil.
Tahun ini setidaknya akan terjadi 4 gerhana, tapi satu di antaranya tidak bisa disaksikan dari Indonesia. Selain Gerhana Matahari Hibrida, ada juga Gerhana Bulan Penumbra pada 5-6 Mei dan Gerhana Bulan Sebagian pada 29 Oktober.
Adapun yang tidak bisa kita saksikan adalah Gerhana Matahari Cincin pada 15 Oktober karena negara kita tidak terkena bayangan antumbra maupun penumbra Bulan.
Gerhana Matahari tidak bisa terjadi setiap Bulan karena orbit satelit alami Bumi itu memiliki kemiringan sebesar 5 derajat. Selain itu durasi drakonis Bulan atau waktu yang dibutuhkan Bulan untuk menempuh orbit dari simpul ke simpul yang sama, rata-rata lebih pendek 2,2 hari dibandingkan dengan durasi sinodis Bulan.
"Oleh karena itu Bulan akan berada pada simpul sekaligus fase yang sama setiap 6-7 bulan sekali. Saat Bulan berada dekat simpul, maka bayangangan Bulan akan jauh dari permukaan Bumi," Menurut Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa dalam keterangannya yang dikutip pada Rabu, 19 April 2023
Wilayah yang kena bayangan umbra, antumbra dan penumbra, berturut-turut akan mengalami Gerhana Matahari Total, Cincin dan Parsial atau Sebagian.