Perang Rusia Vs Ukraina Bikin Harga Kartu SIM Melambung Tinggi

Direktur Utama dan Kepala Eksekutif XL Axiata Dian Siswarini.
Sumber :
  • Misrohatun Hasanah

VIVA Tekno – Beberapa waktu belakangan ini operator seluler ramai-ramai memboyong eSIM untuk pasar Indonesia setelah sebelumnya hanya dimiliki oleh Smartfren. Pemain terbaru adalah Indosat Ooredoo Hutchison untuk IM3 dan XL Axiata.

Siaga Perang Ukraina, Tentara Korut Nyamar Jadi Warga Rusia

Dengan teknologi kartu SIM elektronik, pengalaman pengguna akan sepenuhnya digital di mana mereka menjadi tidak perlu khawatir kartu SIM akan rusak atau hilang. Bahkan bisa digunakan dalam waktu yang sama untuk beberapa nomor.

Tapi ada fakta baru yang terungkap dari tren ini. Direktur Utama dan Kepala Eksekutif XL Axiata Dian Siswarini menyebut bahwa adopsi eSIM ini dikarenakan harga dari kartu SIM yang tengah melambung imbas dari perang Rusia dan Ukraina.

Ratusan Tentara Korut Mati Dilalap Rudal Storm Shadow Ukraina

"Buat kita menguntungkan karena harga SIM card mahal. Sebelum adanya perang, harganya kita beli sekitar Rp1.500," katanya di Jakarta pada Senin malam, 10 April 2023.

Tapi setelah adanya invasi Rusia ke Ukraina, harganya bisa mencapai Rp7.000-8.000. Sebabnya, Ukraina adalah negara yang memiliki teknologi untuk pembuatan kartu SIM fisik dengan persentase 55 persen.

Bule Rusia Dideportasi, Overstay hingga Tak Bayar Tagihan RS Rp 33 Juta di Bali

kartu sim untuk konektivitas internet

Photo :
  • vstory

Jadi, eSIM akan menjadi solusi dari harga produksi kartu fisik yang mahal. Belum lagi akan adanya berbagai keuntungan di sisi pelanggan.

Dian juga menemukan bahwa adopsi eSIM mendapat antusias yang positif. Beberapa minggu setelah dirilis, angka adopsinya lebih tinggi dari yang diperkirakan.

Meski banyak kelebihannya, eSIM juga disebut mempunyai kekurangan di mana teknologi ini baru menjangkau pada perangkat-perangkat yang harganya di atas Rp5 juta hingga flagship.

"Banyak yang mau (eSIM). Tapi harus cek dulu, gadget-nya mendukung atau tidak. Kalau sudah mendukung segera daftar," imbuh Dian.

Dia memperkirakan bahwa produk high-end di pasar Indonesia ada 10 persen. Jadi XL Axiata menargetkan 20 persen pengguna eSIM dalam satu tahun.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya