Belasan Potongan Tangan Ditemukan, Berasal dari Ritual Mengerikan

Tangan terpotong ditemukan di Mesir, kemungkinan berasal dari upacara ritual.
Sumber :
  • Scientific Report

VIVA Tekno – Selusin potongan tangan yang ditemukan menumpuk di halaman istana Mesir kuno bisa jadi merupakan hasil dari ritual yang mengerikan oleh penyerbu asing, menurut sebuah studi baru.

Presiden Prabowo Ajak Negara D-8 Bersatu untuk Bela Palestina

Prasasti dan relief dari makam dan kuil Mesir menggambarkan tangan yang dimutilasi atau diamputasi diidentifikasi sejak Kerajaan Baru dari abad ke-16 hingga ke-11 SM.

Menurut penulis studi baru ini, ini adalah pertama kalinya para arkeolog menemukan dan menganalisis tangan yang sebenarnya diamputasi, dikutip dari laman Science Alert, Jumat, 7 April 2023.

Momen Presiden Prabowo Hadir di Pertemuan D-8 di Mesir

"Tangan tersebut milik setidaknya sebelas laki-laki dan mungkin satu perempuan, yang menunjukkan bahwa perempuan dan perang bukanlah dunia yang terpisah," tulis penulis penelitian dalam makalah.

Tim tersebut melakukan analisis terhadap apa yang mereka tentukan sebagai tangan kanan, yang awalnya ditemukan pada tahun 2011, terkubur di tiga lubang terpisah di halaman istana Hyksos di Avaris/Tell el-Dab'a di timur laut Mesir.

Presiden Prabowo Ajak Negara-negara D8 Dorong Pertumbuhan Ekonomi Agar Bisa Dukung Palestina

Istana ini berasal dari Dinasti ke-15 (1640-1530 SM) ketika raja-raja Hyksos memerintah Mesir Hilir dan Tengah sampai ke kota Cusae, yang sekarang dikenal sebagai El Quseyya.

Hyksos dianggap sebagai penyerbu Mesir dan raja-raja mereka merupakan penguasa asing pertama peradaban, meskipun bukti terbaru menunjukkan hal ini mungkin telah disalahpahami.

Menurut tim peneliti Jerman dan Austria, potongan tangan yang ditemukan di lubang berasal dari setidaknya 12 orang dewasa, meskipun penemuan beberapa tangan dan jari yang tidak lengkap menunjukkan ada total hingga 18 tangan.

Tangan terpotong ditemukan di Mesir, kemungkinan berasal dari upacara ritual.

Photo :
  • Scientific Report

Dipimpin oleh ahli paleopatologi Julia Gresky dari Institut Arkeologi Jerman di Berlin, tim pertama kali mempertimbangkan penyebab taphonomic untuk penempatan khusus dari tangan yang terputus. Taphonomy mempelajari tubuh dan bagian tubuh setelah kematian, menilai proses pengawetan, dekomposisi, dan fosilisasi.

Meskipun tidak jarang bagian tubuh hanyut dari waktu ke waktu, terpisah karena banjir atau pemulung, atau secara bertahap oleh pelapukan dan erosi, para peneliti berpendapat bahwa tangan yang terputus mungkin sengaja dilakukan.

"Setelah melepas bagian lengan bawah yang menempel, tangan diletakkan di tanah dengan jari-jari terentang lebar, terutama di sisi telapak tangan," tulis penulis.

Tulang karpal baris proksimal yang merupakan satu set 8 tulang kecil di pergelangan tangan yang menghubungkan tangan ke lengan bawah, ditemukan utuh pada 6 dari 12 tangan yang diperiksa.

Tidak ada fragmen tulang lengan bawah yang ditemukan. Peneliti terkemuka menyebut bahwa tangan sengaja diamputasi dengan mengiris melalui kapsul sendi dan kemudian memotong tendon yang melintasi pergelangan tangan.

"Memutilasi orang tanpa memperhatikan kelangsungan hidup mereka sering dilakukan dengan memotong lengan pada posisi anatomi apa pun," jelas Gresky dan rekannya.

Menurutnya metode ini lebih cepat dan lebih mudah, tetapi menyisakan bagian lengan bawah yang menempel di tangan. Jika demikian halnya dengan tangan ini, orang yang menawarkannya, atau mereka yang bertanggung jawab atas upacara, cukup peduli dengan penyajian yang tepat, untuk melepaskan bagian lengan bawah.

Ketika tangan ditemukan di lubang, itu masih lembut dan fleksibel. Seperti yang dikatakan para peneliti, tangan terkubur sebelum timbulnya rigor mortis. Rigor mortis dimulai beberapa jam setelah kematian, memuncak pada 12 hingga 24 jam, dan  biasanya mereda dalam 1 hingga 3 hari.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya