Ahli Kembangkan Vaksin Covid-19 Berupa Cairan Hidung
- New York Post
VIVA Tekno – Sebuah studi baru menunjukkan hasil yang menjanjikan untuk vaksin Covid-19 nasal atau melalui hidung, menurut para peneliti di Institute of Virology di Freie Universität Berlin di Jerman.
Ketika dua dosis vaksin hidung hidup diberikan kepada hamster, hewan tersebut menunjukkan respons kekebalan yang lebih kuat dibandingkan dengan respons mereka terhadap dua dosis vaksin yang tersedia saat ini.
Studi ini dipublikasikan dalam jurnal Nature Microbiology pada hari Senin lalu.
Penulis utama studi tersebut mengatakan kepada, Fox News Digital minggu ini, "Kami menemukan bahwa vaksin hidup yang dilemahkan mencegah replikasi virus, ini bisa menjadi pengubah "permainan" dalam mengendalikan transmisi SARS-CoV-2."
Vaksin Pfizer-BioNTech dan Moderna keduanya adalah vaksin mRNA, yang menggunakan mRNA (messenger RNA) untuk memicu sel menghasilkan protein virus. Ini mendorong sistem kekebalan tubuh untuk membuat antibodi.
Vaksin Covid hidung yang sedang diuji adalah vaksin hidup yang dilemahkan, yang artinya mengandung bentuk virus corona hidup tetapi lebih lemah. Ini bekerja dengan menghentikan virus di saluran napas bagian atas sebelum dapat menyebar lebih jauh ke dalam tubuh.
Para peneliti menggunakan hamster Suriah untuk pengujian vaksin mereka.
Penulis utama studi tersebut, Dr. Jakob Trimpert, kepala diagnostik di Institute of Virology di Freie Universität Berlin di Jerman, mengatakan hamster adalah "model hewan kecil non-transgenik (tidak dimodifikasi secara genetik) utama" untuk penelitian COVID-19.
“Hewan-hewan ini memiliki keuntungan besar karena secara alami rentan terhadap infeksi SARS-CoV-2, termasuk penyebaran alami antar hamster,” jelasnya kepada Fox News Digital.
“Infeksi pada hamster Suriah menyerupai banyak ciri utama Covid-19 manusia sedang. ini menjadikan hamster model yang ideal untuk mempelajari vaksin dan terapi COVID-19.”
Vaksin hidung memiliki keunggulan signifikan dibandingkan vaksin suntik yang tersedia saat ini, kata Dr. Trimpert. “Vaksin hidup yang dilemahkan, yang diterapkan secara intra-nasal memberikan perlindungan yang unggul terhadap infeksi SARS-CoV-2 dibandingkan dengan vaksin yang diterapkan secara intramuskular,” sambungnya.
Meskipun dia mengatakan vaksin yang dipasarkan saat ini berfungsi dengan baik untuk mencegah penyakit parah akibat Covid, Dr. Trimpert menunjukkan bahwa vaksin tersebut tidak mencegah infeksi, penyakit sedang, atau penyebaran.
“Kami menemukan bahwa vaksin hidup yang dilemahkan mencegah replikasi virus jadi ini bisa menjadi pengubah "permainan" dalam mengendalikan transmisi SARS-CoV-2," jelasnya.
Manfaat utama dari vaksin hidung adalah kekebalan diaktifkan tepat di tempat yang dibutuhkan, kata Dr. Trimpert. “Ini adalah induksi kekebalan lokal di lokasi infeksi alami yang bisa menjadi pengubah permainan di sini,” katanya.
“Menilai dari hasil kami, ini berdampak besar dan sangat mengurangi risiko infeksi.”
Tim peneliti Jerman berencana untuk terus meneliti keefektifan vaksinnya dan berharap untuk beralih ke uji klinis.
“Sementara hasil kami pada model hewan kuat, hanya uji klinis yang dapat memastikan translatabilitas ke obat manusia,” kata Dr. Trimpert.
Masih ada pertanyaan tentang keamanan vaksin untuk orang dengan sistem kekebalan yang lemah dan potensi risiko menggabungkannya dengan varian virus yang berbeda.
CDC menyatakan bahwa orang dengan gangguan kekebalan yang parah dan wanita hamil harus menghindari vaksin hidup.