Mantan CEO Google Sampaikan Pesan Menohok Tentang AI
- dailytech.com
VIVA Tekno – Mantan CEO dan Ketua Google Eric Schmidt mengakui ada banyak keuntungan dari teknologi kecerdasan buatan (AI) yang kini telah berkembang pesat. Ia mengatakan bahwa teknologi tersebut bisa membantu dan tidak membahayakan.
"Bayangkan dunia di mana Anda memiliki dokter AI yang membuat semua orang lebih sehat di seluruh dunia, bayangkan dunia di mana Anda memiliki tutor AI yang meningkatkan kemampuan pendidikan setiap orang di setiap bahasa secara global," kata Schmidt, dikutip dari Business Insider, Rabu, 5 April 2023.
Namun di saat yang sama, ia menyebut dunia akan menghadapi tantangan baru yang luar biasa dari semakin masifnya penggunaan AI, seperti misalnya deepfake.
Teknologi AI telah mendapat perhatian luar biasa selama beberapa bulan terakhir berkat platform chatbot seperti ChatGPT. Teknologi besutan OpenAI itu merupakan bot yang didukung oleh data dan algoritma dalam jumlah besar sehingga dapat merangkai kata-kata bersama sebagai tanggapan atas permintaan.
Meskipun banyak dari kemampuan teknologinya yang telah dipuji, beberapa pemimpin industri dan pakar telah minta agar teknologi AI ini dihentikan, karena kekhawatiran tentang penyebaran informasi yang salah, otomatisasi pekerjaan manusia, dan ancaman deepfake.
ChatGPT Berpotensi Buruk untuk Politik dan Demokrasi
Schmidt mengatakan dia prihatin tentang bagaimana AI dapat digunakan dalam serangan dunia maya. Terutama dalam memanipulasi cara kerja politik dan khususnya cara kerja demokrasi.
Dia mencatat bahwa ChatGPT telah memperoleh 100 juta pengguna hanya dalam dua bulan, dibandingkan dengan Gmail yang membutuhkan waktu lima tahun untuk mendapatkan pengguna sebanyak itu.
Schmidt mencatat bahwa teknologi dapat berdampak buruk pada demokrasi, terutama karena orang diajari untuk mempercayai apa yang mereka lihat dan dengar. Dan teknologi AI dapat menghasilkan gambar tampak realistis yang dapat menyebabkan disinformasi menyebar dengan cepat.
Pemimpin teknologi mengatakan seluruh industri perlu bersatu untuk mencari "pagar" yang tepat karena teknologi akan berkembang makin besar.
"Semua orang berfokus pada bias, yang tentu saja menjadi masalah. Tapi masalah sebenarnya adalah ketika sistem ini digunakan untuk memanipulasi kehidupan sehari-hari orang, secara harfiah cara mereka berpikir, apa yang mereka pilih dan sebagainya. Itu mempengaruhi cara kerja demokrasi," kata Schmidt.
Schmidt sendiri merupakan CEO Google dari tahun 2001 hingga 2011 dan ketua eksekutif perusahaan dari tahun 2011 hingga 2015. Ia juga menjabat sebagai ketua eksekutif perusahaan induk Google, Alphabet Inc. dari 2015 hingga 2017.