Tarik Ulur Pengembangan AI

Ilustrasi kegiatan manusia diawasi kecerdasan buatan (AI).
Sumber :
  • IT PRO

VIVA Tekno – Saat teknologi kecerdasan buatan (AI/artificial intelligence) membuat kemajuan pesat, sekelompok ahli justru menyerukan untuk jeda. Mereka mengingatkan dampak negatif dari pengembangan yang tidak terkendali terhadap masyarakat dan kemanusiaan.

Realme GT 7 Pro, Kuda Hitam di Level Flagship

Beberapa pemimpin di bidang teknologi mutakhir telah menandatangani surat peringatan yang dirilis pada akhir Maret kemarin. Isinya menyerukan para pengembang artificial intelligence (AI) menghentikan sementara pekerjaan mereka selama enam bulan.

Selain itu, para pemimpin ini memperingatkan potensi risiko AI terhadap masyarakat dan kemanusiaan, di mana ketika raksasa teknologi seperti Google dan Microsoft saling berlomba untuk membangun program artificial intelligence yang dapat belajar secara mandiri.

Menlu Iran Bantah Dubesnya Bertemu Elon Musk Diam-diam

Peringatan tersebut muncul setelah peluncuran GPT-4 (Generative Pre-trained Transformer) awal bulan ini - sebuah program yang dikembangkan oleh OpenAI dengan dukungan dari Microsoft.

Grace Tahir Prediksi Dua Orang yang Bisa Kalahkan Kekayaan Steve Jobs hingga Elon Musk

Headset Microsoft.

Photo :
  • dw

"Sistem AI yang kuat harus dikembangkan hanya setelah kami yakin bahwa efeknya akan positif dan risikonya dapat dikelola," ungkap surat peringatan ini, seperti dikutip dari situs Deutsche Welle, Sabtu, 1 April 2023.

Penandatangan surat itu termasuk nama-nama besar seperti CEO Stability AI Emad Mostaque, peneliti di DeepMind yang dimiliki Alphabet, Yoshua Bengio, dan Stuart Russel, serta nama-nama terkemuka lainnya seperti CEO Tesla dan Twitter Elon Musk, dan salah satu pendiri Apple Steve Wozniak.

"Kami mengimbau semua laboratorium AI untuk segera menghentikan pelatihan sistem artificial intelligence yang bisa belajar mandiri yang lebih kuat dari GPT-4, setidaknya selama enam bulan," tuturnya.

Jeda ini harus bersifat publik dan dapat diverifikasi dan mencakup semua aktor kunci. Jika jeda seperti itu tidak dapat diberlakukan dengan cepat, pemerintah harus turun tangan dan melembagakan moratorium.

Elon Musk.

Photo :
  • WIRED

Surat itu dibuat oleh Future of Life Institute, organisasi nirlaba yang didanai oleh Elon Musk, demikian menurut daftar transparansi Uni Eropa (UE). Organisasi ini menindaklanjuti upaya Inggris dan UE untuk mencari cara mengatur teknologi yang berkembang sangat pesat ini.

Pemerintah Inggris merilis sebuah makalah baru-baru ini yang memberikan gambaran tentang pendekatannya, tetapi mengatakan akan 'menghindari undang-undang yang kaku yang dapat menghambat inovasi'.

Anggota parlemen UE juga telah berbicara tentang perlunya regulsai AI (artificial intelligence), di tengah kekhawatiran bahwa itu dapat digunakan untuk menyebarkan disinformasi yang berbahaya dan membuat seluruh pekerjaan menjadi sia-sia.

Namun, surat itu bukannya tanpa kritik. "Pernyataan semacam ini dimaksudkan untuk meningkatkan hype. Ini dimaksudkan untuk membuat orang khawatir. Saya tidak memandang perlu menarik rem darurat, tapi lebih banyak transparansi ketimbang melakukan jeda," ungkap Johanna Björklund, peneliti AI dan profesor di Universitas Umea, Swedia.9_MmAunS0Jg

9_MmAunS0Jg

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya