Mengerikan! Separuh Es di Bumi Akan Mencari pada 2100
- pixabay
VIVA Tekno – Para peneliti memperkirakan sebagian gletser atau es di Bumi akan mencari pada tahun 2100, meski pun jika manusia telah berusaha menurunkan suhu Bumi sesuai Perjanjian Paris.
Para peneliti menemukan bahwa 49% gletser akan menghilang. Ini akan terjadi dalam skenario yang paling optimis yakni Perjanjian Paris berhasil menjaga 1,5 derajat Celcius di atas suhu di masa praindustrialisasi.
Melansir dari The Guardian, Kamis, 30 Maret 2023, menyebutkan jika pemanasan global berlanjut di bawah skenario pemanasan 2,7 derajat Celcius saat ini, kerugian yang terjadi akan lebih signifikan. Sebanyak 68% gletser akan menghilang.
Nantinya hampir tidak ada gletser yang tersisa di Eropa Tengah, Kanada bagian barat, dan AS pada akhir abad berikutnya jika ini terjadi.
Naiknya permukaan laut
Mencairnya es dan hilangnya gletser secara signifikan akan berkontribusi pada kenaikan permukaan laut. Hal ini juga mengancam suplai air dan meningkatkan resiko bencana alam seperti banjir. Studi tersebut mengamati semua daratan es glasial kecuali lapisan es Greenland dan Antartika.
Jika kenaikan suhu dibatasi hingga 1,5 derajat Celcius, permukaan laut rata-rata akan meningkat sebesar 90 mm dari tahun 2015 hingga 2100. Tetapi dengan pemanasan 2,7 derajat Celcius, pencairan glasial akan menyebabkan kenaikan permukaan laut sekitar 115 mm.
Pencairan gletser gunung es diyakini berkontribusi terhadap lebih dari sepertiga kenaikan permukaan laut. Banyak dari kerugian ini tidak dapat dihindari, tetapi besarnya kerugian terkait langsung dengan kenaikan suhu. Jadi, menangani krisis iklim adalah kuncinya.
"Kehilangan massa gletser yang meningkat pesat karena suhu global meningkat melebihi 1,5 derajat Celcius menekankan urgensi untuk menetapkan janji menjaga iklim yang lebih ambisius untuk melestarikan gletser di daerah pegunungan ini," tulis para peneliti seperti dikutip dari The Guardian.
Penulis utama studi, Dr David Rounce dari Carnegie Mellon University dan University of Alaska Fairbanks, mengatakan, ini adalah pertama kalinya mereka mengisolasi jumlah gletser yang akan hilang.
"Sebagian besar gletser yang akan hilang berukuran kecil, saat ini kurang dari 1 km persegi. Meskipun mereka berkontribusi lebih sedikit terhadap volume total, mereka paling rentan terhadap perubahan.
Inilah mengapa total kehilangan massa lebih sedikit. Jadi, misalnya, di bawah skenario 2,7 derajat Celcius, 68% gletser akan hilang tetapi massa relatifnya lebih sedikit, diproyeksikan menjadi 32%," urainya.
Pegunungan yang lebih rendah seperti Pegunungan Alpen dan Pyrenees termasuk yang paling parah terkena dampaknya.
Di Pegunungan Alpen, misalnya, pada tahun 2050, gletser diperkirakan rata-rata 70% lebih kecil, banyak gletser yang lebih kecil akan menghilang, dengan puncak salju digantikan oleh bebatuan gundul di beberapa lokasi, dan dengan hilangnya keanekaragaman hayati secara signifikan.
Ini bukan penelitian pertama yang memproyeksikan kenaikan permukaan laut dari pencairan glasial, tetapi proyeksi tersebut lebih akurat daripada model sebelumnya.
Studi kali ini mengikuti penelitian dari tahun 2021 yang menemukan bahwa kecepatan pencairan gletser telah berlipat ganda dalam dua dekade terakhir, berkontribusi lebih besar terhadap kenaikan permukaan laut daripada lapisan es Greenland atau Antartika.