Limbah Nuklir Fukushima Jepang Kembali Jadi Sorotan

Limbah nuklir
Sumber :
  • Chinadaily

VIVA Tekno – Limbah nuklir merupakan jenis limbah yang sangat berbahaya dan membutuhkan penanganan khusus. Saat ini, pemerintah Jepang sedang mempertimbangkan untuk membuang air limbah nuklir Fukushima ke laut, yang menuai keraguan dan pertentangan luas dari dalam dan luar negeri.

Bursa Asia Meriah, Kebahagiaan Investor atas Data Inflasi Jepang Jadi Pendorong

Menurut hasil penelitian terbaru dari Institut Sains dan Teknologi Kelautan Korea dan Institut Tenaga Nuklir Korea, apabila air limbah nuklir dibuang di perairan Pulau Fukushima, maka 10 tahun kemudian zat radioaktif Tritium dalam air akan mengalir ke seluruh perairan Pasifik Utara.

Dikutip dari SCMP, Rabu 29 Maret 2023, bahan berbahaya itu juga diklaim mengandung banyak zat radioaktif lainnya yang tidak dapat disaring melalui teknologi yang dimiliki PLTN Fukushima, seperti Carbon-14 dengan waktu paruh melewati 5.000 tahun.

Plastics & Rubber Indonesia 2024, Dorong Inovasi Daur Ulang dan Efisiensi Pengurangan Limbah

Ahli nuklir Greenpeace di Jepang, Shaun Burnie, menyatakan penolakan terhadap rencana pembuangan air limbah nuklir tersebut.

Radioaktif di Fukushima.

Photo :
  • U-Report
Penggunaan Rudal Barat oleh Ukraina Bisa Picu Rusia Gunakan Senjata Nuklir

Menurutnya, limbah nuklir berbeda dari bahan kimia berbahaya biasa karena pemurnian secara alami tidak akan bisa menghilangkan zat radioaktif.

Tindakan pemerintah Jepang tersebut membuat marah dan kecewa para pecinta lingkungan di dalam Jepang dan luar negeri. Beberapa warga Fukushima menentang rencana itu, karena mereka khawatir akan mencemari ikan yang dionsumsi.

Partisipasi Mahasiswa Pecinta Lingkungan (PMPL) turut menggeruduk Kedutaan Besar Jepang di Jakarta, untuk memprotes rencana pembuangan 1,25 juta ton air limbah nuklir ke Laut Pasifik oleh pemerintah Jepang.

Koordinator PMPL, Kevin mengaku air limbah nuklir dari PLTN Fukushima mengandung zat tritium dan unsur radioaktif berbahaya lainnya.

Zat itu disebut akan mengalir terbawa arus laut dan berkontaminasi ke lautan Indonesia, yang dapat merusak ekosistem laut dan bahkan menyebabkan kematian biota laut.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya