AI Gantikan 300 Juta Pekerjaan Manusia, Pengangguran Nambah?
- IT PRO
VIVA Tekno – Kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) generatif berpotensi mencapai hingga 300 juta jenis pekerjaan, menurut laporan baru dari Goldman Sachs. Kira-kira, dua pertiga dari pekerjaan saat ini dapat diubah oleh otomatisasi AI dan pada akhirnya dapat menggantikan hingga seperempat dari pekerjaan manusia.
Tetapi laporan yang sama mencatat bahwa otomatisasi juga cenderung menciptakan lapangan kerja baru, dan pekerjaan baru yang dihasilkan dari teknologi inovatif telah menyumbang sebagian besar pertumbuhan lapangan kerja.
Secara keseluruhan, pengurangan biaya tenaga kerja, pekerjaan baru dan produktivitas yang lebih tinggi dari para pekerja yang mempertahankan pekerjaan mereka dapat menyebabkan 'ledakan produktivitas yang meningkatkan pertumbuhan ekonomi secara substansial'.
Pada akhirnya, itu dapat meningkatkan PDB global tahunan sebesar 7 persen. Tetapi tercatat bahwa pertumbuhan apa pun akan bergantung pada kemampuan AI dan seberapa baik penerapannya.
Prediksi empat analis di Goldman Sachs tertuang dalam laporan baru bertajuk 'The Potentially Large Effects of Artificial Intelligence on Economic Growth', melansir dari laman Independent, Rabu, 29 Maret 2023.
Mereka mencatat bahwa sulit untuk memprediksi dengan tepat apa yang akan terjadi dengan pertumbuhan AI generatif. Tapi itu bisa memiliki dampak ekonomi makro yang berpotensi besar dan membawa gangguan signifikan jika mencapai kemampuan yang dijanjikan.
Perkiraan didasarkan pada pandangan yang relatif terbatas tentang apa yang sebenarnya mungkin dilakukan oleh AI. Prediksinya, pangsa pekerjaan yang terpapar otomatisasi bisa mencapai 35 persen hanya didasarkan pada AI generatif, bukan teknologi seperti robotika yang jumlahnya bisa lebih pesat.
AI generatif mengacu pada sistem seperti ChatGPT dan Dall-E, yang mampu membuat teks dan gambar yang sama dengan yang dihasilkan oleh manusia.
Di sebagian besar industri, pekerjaan manusia lebih cenderung 'dilengkapi daripada digantikan oleh AI' menurut prediksi mereka. Itu karena sebagian besar pekerjaan hanya sebagian saja yang terpapar otomatisasi, sehingga sistem AI tidak akan dapat melakukan pekerjaan sepenuhnya.
Dampaknya juga akan bervariasi secara signifikan antara sektor yang berbeda. Sementara 46 persen pekerjaan dalam administrasi akan dipengaruhi oleh AI. Mereka memperkirakan, hanya 6 persen dalam konstruksi yang mungkin terjadi jika robotika terus maju.