Studi: Orang yang Depresi, Lebih Besar Resiko Terkena Stroke

Ilustrasi serangan jantung/stroke.
Sumber :
  • Freepik/rawpixel.com

VIVA Digilife – Depresi dan masalah kesehatan mental lainnya dapat membuat penderitanya berisiko lebih tinggi untuk terkena stroke, menurut dua penelitian terbaru oleh para ilmuwan.

Cak Imin: Mental Korban Kecanduan Judi Online Makin Hancur jika Tidak Diintervensi

Pertama, orang yang melaporkan gejala depresi terburuk, mengakui bahwa mereka yang “menyerah dalam perbaikan hidup” ditemukan memiliki risiko terkena stroke lebih besar.

Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Neurology, melalui Daily Mail, menemukan bahwa pada setahun sebelum menderita stroke, orang yang selamat 46 persen lebih mungkin mengalami suasana hati yang rendah bila dibandingkan dengan kelompok orang yang tidak mengalami stroke. Studi tersebut juga menunjukkan bahwa orang yang depresi merasa lebih sulit untuk pulih setelah terkena stroke.

5 Cara Meningkatkan Motivasi Diri ketika Alami Depresi

Ilustrasi depresi.

Photo :
  • dw

Studi kedua memeriksa catatan orang dengan gen yang diketahui terkait dengan depresi, gangguan bipolar, dan gangguan afektif musiman, dan menemukan mereka dengan risiko genetik tertinggi depresi lebih mungkin terkena stroke.

Hati-hati, Saraf Kejepit yang Tak Diobati Bisa Berujung Stroke dan Merambat ke Organ Vital Lain

Ilmuwan dari Lund University di balik analisis tersebut mengatakan data mereka menunjukkan masalah kesehatan mental ini menyebabkan stroke, bukan sebaliknya. Mereka menyarankan jika orang diskrining dengan gen gangguan mood, mereka kemudian dapat diberi saran oleh ahli tentang cara mengelola faktor lain yang diketahui meningkatkan risiko stroke.

Stroke terjadi ketika suplai darah ke otak terputus, membunuh sel-sel otak. Kerusakan dapat menyebabkan kecacatan jangka panjang dan memengaruhi cara orang berpikir dan merasakan. Penyebab paling umum adalah penyumbatan oleh gumpalan darah di arteri yang memasok otak. Ini terjadi karena penyakit kardiovaskular, ketika pembuluh darah menyempit atau tersumbat seiring waktu oleh timbunan lemak yang dikenal sebagai plak, proses yang dikenal sebagai aterosklerosis.

Walaupun hal ini dapat terjadi karena usia, faktor risiko lainnya termasuk merokok, tekanan darah tinggi, obesitas, kadar kolesterol tinggi, dan diabetes.

Ilustrasi serangan jantung/stroke.

Photo :
  • Freepik/rawpixel.com

Depresi adalah salah satu masalah kesehatan mental yang paling umum, mempengaruhi satu dari enam orang dewasa di dunia. Diketahui juga bahwa orang dengan gangguan mood lebih mungkin menderita penyakit kardiovaskular, tetapi kaitan itu tidak sepenuhnya dipahami.

Namun, ahli saraf yang berbasis di Santa Monica Dr Sandra Narayanan menyarankan: “Gejala depresi dapat dikaitkan dengan peningkatan stres, yang secara independen dapat meningkatkan peradangan, risiko penyakit kardiovaskular dan morbiditas,”

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya