Bjorka Rilis Data Pribadi yang Diduga Milik Rafael Alun Trisambodo

Eks Pejabat Ditjen Pajak Rafael Alun Trisambodo (RAT) usai klarifikasi di KPK.
Sumber :
  • VIVA/Zendy Pradana

VIVA Tekno – Bjorka baru-baru ini muncul dengan membawa dugaan kebocoran data sebanyak 19 juta milik BPJS Ketenagakerjaan.

Kado Istimewa di Hari Guru, Kemenag Lindungi 165 Ribu GTK Madrasah

Kini, hacker tersebut membocorkan data pribadi yang diduga milik eks pejabat pajak Rafael Alun Trisambodo (RAT). Peretas itu membagikan data sensitif tersebut di saluran Telegram yang terdiri dari nomor ponsel, email, nama, jenis kelamin, NIK, KK, alamat, agama, status pernikahan, pendidikan, nama ayah, nama ibu, kendaraan dan ID vaksin.

"So, u guys waitin for this man, right?" tulisnya di aplikasi perpesanan instan itu, dikutip VIVA Tekno pada Senin, 13 Maret 2023.

Jaminan Sosial Pegang Peranan Penting Dorong Pertumbuhan Ekonomi Nasional

Hacker Bjorka bukan untuk pertama kalinya membocorkan data pribadi seseorang. Ia bahkan pernah membuka data pribadi milik Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G Plate dan dokumen pribadi Presiden Joko Widodo.

Rafael Alun Trisambodo (RAT) diketahui tengah diterpa banyak masalah. Dimulai dari anaknya, Mario Dandy Satrio (MDS) yang menganiaya Cristalino David Ozora hingga pemeriksaan KPK.

Kemenkeu Sebut JHT Jadi Cara Pekerja Hidup Layak Di Hari Tua

Bjorka rilis data yang diduga milik Rafael Alun Trisambodo.

Photo :
  • Bjorka

Adapun jumlah data BPJS Ketenagakerjaan yang dibocorkan sebanyak 5GB, sebelum dikompers 1GB, dengan total data 19.564.922 yang terdiri dari Nomor Induk Kependudukan (NIK), nama, email, nomor ponsel, alamat, tempat tanggal lahir, jenis kelamin, pekerjaan, tempat bekerja dan lain-lain.

Pada forum Breached Bjorka juga memberi 100 ribu sampel data gratis. Berdasarkan penelusuran VIVA Tekno untuk beberapa data yang dicek secara acak, nomor ponsel yang dicantumkan di sana cocok dengan nama yang tertera.

Namun, untuk keabsahan data tersebut, hanya bisa dibuktikan oleh BPJS Ketenagakerjaan atau lembaga terkait untuk menjawab apakah data sensitif yang mereka simpan mengalami kebocoran atau tidak.

Hacker Bjorka menjualnya dengan banderol harga US$10 ribu atau Rp154 juta. Di sana dia juga menulis bahwa dirinya hanya menerima pembayaran dalam bentuk Bitcoin.

 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya