Kontribusi IKA ITS dalam Strategi Perencanaan Net Zero Emission 2060
- Arianti Widya
VIVA Tekno – Pembangunan IKN Nusantara masih terus berlangsung dan sudah mencapai 23 persen. Seperti diketahui, calon Ibu Kota Indonesia ini akan mengutamakan penggunaan energi hijau dan terbarukan karena untuk mencapai target pemerintah untuk Net Zero Emission 2060.
Dalam forum grup diskusi yang diadakan oleh Ketua Umum Alumni Institut Teknologi Sepuluh Nopember (IKA ITS) dengan tema “Peran Alumni ITS dalam Memperkuat Energi Keberlanjutan dari Jakarta untuk Indonesia” membahas tentang beberapa rekomendasi hasil dialog Tokoh yang dibacakan secara langsung oleh Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono.
“Pada poin kedua, IKA ITS mendukung dan mendorong tumbuhnya ekosistem industri yang berbasis pada energi baru terbarukan. Nah, hal ini sudah sejalan dengan keinginan pemerintah. Saya rasa, ITS memiliki insting yang kuat terhadap pembangunan IKN,” Heru Budi mengatakan pada forum diskusi di Hotel Borobudur Jakarta, 7 Maret 2023.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Manajemen Proyek dan Energi Baru Terbarukan PT PLN (Persero) Ir. Wiluyo Kusdwiharto mengatakan bahwa pihaknya telah membuat Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021-2030 untuk membantu mewujudkan Net Zero Emission 2060.
“Ya, saat ini, Pembangunan Hydro Air sudah dilakukan step awal yaitu 2021 hingga 2030. Progres pembangunannya sudah hampir 2 giga telah kita bangun, terus membangun, dan diharapkan untuk bebas emisi bisa diterapkan full di tahun 2060,” ujar Wiluyo.
Menurut Ir. Wiluyo, pihaknya juga melakukan kerja sama dengan beberapa mitra dari BUMN atau Swasta. Bahkan, ada rencana untuk menggantikan batubara di PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap) dengan program biomasa. Namun saat ini prosesnya masih 5%.
Penggunaan PLTU sendiri masih digunakan secara mayoritas. Namun menurut Wiluyo, pihaknya memiliki target untuk mengejar Net Zero Emission di tahun 2060.
“Untuk saat ini, mayoritas masih menggunakan PLTU. Tapi (kita) ada target. Jadi untuk PLTU, kita ada program Pashing out, jadi bertahap. Jangan sampai penggantian transisi dari fosil ke vanualable membuat masyarakat jadi terbebani dengan kenaikan harga atau membebani pemerintah dengan kenaikan subsidi. Maka dari itu, kita lakukan secara bertahap hingga akhirnya 2060, PLTU bisa kita hilangkan dan ganti dengan energi terbarukan,” Ir. Wiluyo menjelaskan.
Lebih lanjut, Ketua IKA ITS Jakarta Raya, Rifqi Isnanda mengatakan bahwa ITS telah banyak melakukan riset mengenai energi terbarukan seperti kendaraan listrik yang akan diproduksi secara massal.
“ITS banyak melakukan riset terhadap pembaruan energi ini, seperti kendaraan listrik yang akan diproduksi secara massal. ITS sendiri ada sentra riset khusus untuk menangani masalah kendaraan dengan energi terbarukan,” ujar Rifqi Isnanda.
Ia juga mengatakan bahwa potensi Indonesia bisa transisi secara penuh menjadi energi listrik sangat besar, karena Indonesia menjadi lokasi bahan baku untuk baterai ke depan yang akan dibutuhkan oleh banyak orang. Meskipun, diketahui bahan baterai itu berupa Lithium yang berada di Australia, namun Rifqi mengatakan bahwa bahan dasar tetap nikel.
“Ya, (Lithium) itu hanya penunjang, bahan dasarnya tetap nikel. Jadi paling penting saat ini adalah pembangunan smelter nikel yang harus dikembangkan oleh pemerintah. Jadi ke depannya pemerintah dengan planning yang sekarang patut didukung, karena proses ekspor tambang itu sudah di stop, dan harus melalui smelter terlebih dahulu,” Rifqi mengatakan.