Ilmuwan Temukan Pengobatan dari Penyakit Stephen Hawking
- Facebook/Stephen Hawking/CERN/Laurent Egli 2012
VIVA Tekno – Ilmuwan Rusia dari Universitas Riset Nasional Belgorod State University (BelSU), sebagai bagian dari tim peneliti internasional telah menunjukkan keefektifan pengobatan amyotrophic lateral sclerosis (ALS) dengan turunan vitamin B1 yang tersedia secara hayati.
Amyotrophic lateral sclerosis (ALS) adalah penyakit saraf fatal yang ditandai dengan degenerasi cepat. Pasien paling terkenal yang menderita penyakit ini adalah fisikawan teoritis Inggris mendiang Stephen Hawking.
Menurut WHO, penyakit ini memengaruhi 2,5 kasus per 100.000 orang, yang berarti di Rusia terdapat sekitar 7.500 pasien, menurut laman Sputnik News, Kamis, 2 Maret 2023.
Ini diturunkan secara turun-temurun dan keturunannya berpotensi mewarisi gen yang 'rusak' dari orang tuanya. Ada juga bentuk penyakit non-keturunan, di mana risikonya kira-kira 1 dari 300 dan meningkat seiring bertambahnya usia (yang paling berisiko adalah pria, personel militer, perokok, dan pemain bola tangan).
BelSU menemukan bahwa obat yang saat ini digunakan untuk mengobati ALS hanya memperpanjang hidup pasien dua sampai tiga bulan.Â
Sebagai bagian dari tim ilmuwan internasional, mereka melakukan penelitian pada model hewan amyotrophic lateral sclerosis yang dibuat di Rusia -tikus transgenik FUS. Tikus ini mengembangkan gejala penyakit yang sama seperti manusia, dan tanpa pengobatan, mereka mati karena kelumpuhan pada usia empat bulan.Â
Model yang dibuat oleh para ilmuwan memungkinkan untuk mempelajari obat-obatan yang menjanjikan tanpa membuat pasien trauma.
Eksperimen para ilmuwan pada tikus transgenik telah mengkonfirmasi bahwa pengobatan tersebut mengurangi tingkat molekul pemberi sinyal inflamasi di sumsum tulang belakang. Hasil studi dipublikasikan dalam jurnal medis peer-review Biomedicine & Pharmacotherapy.
"Kami telah menemukan bahwa turunan vitamin B1 yang tersedia secara hayati (O,S-Dibenzoyl Thiamine), yang merupakan antioksidan kuat, menunjukkan kemanjuran terhadap ALS pada tikus transgenik," ujar Associate Professor di Departemen Farmakologi dan Farmakologi Klinis BelSU, Alexei Deikin.
Tikus yang menerima pengobatan menunjukkan mobilitas yang lebih besar, penurunan berat badan yang lebih sedikit dan lebih sedikit kerusakan otak.
Para ilmuwan juga menemukan bahwa penerapan zat uji menyebabkan tubuh merespons pada tingkat molekuler, tingkat molekul pensinyalan inflamasi (glikogen sintase kinase-3? (GSK-3?) dan interleukin IL-1?) di sumsum tulang belakang berkurang.Â
Sebuah studi pencitraan resonansi magnetik nuklir mengungkapkan metabolisme spesifik dari tikus transgenik, yang menurut para peneliti akan memungkinkan mereka untuk memantau dinamika penyakit.
Menurut para ilmuwan BelSU, studi mereka membuka jalan bagi pendekatan baru untuk diagnosis dan pengobatan amyotrophic lateral sclerosis.
Â