Meramal Merger Indihome dan Telkomsel

Gedung Telkom Indonesia.
Sumber :
  • VIVA/Andry Daud

VIVA Tekno – Operator telekomunikasi di Indonesia bisa memulai langkah integrasi layanan seluler (fixed mobile convergence/FMC) dan fixed broadband dengan mengonsolidasikan entitas bisnis dalam satu unit usaha.

IHSG Ditutup Terkoreksi Tipis ke Level 7.065, Saham KLBF hingga MAPI Melonjak

"FMC itu kan integrasi mulai dari entitas bisnis, jaringan, layanan, hingga masuk ke pasar. Di Indonesia, saya lihat mulai dari entitas bisnis dulu di mana XL Axiata sudah kuasai saham LinkNet. Lalu, Telkomsel dan Telkom (Indihome) yang sedang dalam diskusi (konsolidasi) juga," ungkap Direktur Indonesia ICT Institute Heru Sutadi di Jakarta, pekan lalu.

Menurutnya, jika operator telekomunikasi serius menuju kondisi FMC yang ideal di mana akan terjadi one network, one service, one bill yang diakses ke pelanggan, maka potensi besar bisa mereka nikmati.

Beruntungnya Pengguna Telkomsel, Cuma dengan Nomor HP dapat Diskon Hotel dan Tiket Pesawat

"Saat Covid-19 memperlihatkan pelanggan butuh bandwitdh besar dan stabil. Sekarang sudah new normal tapi kebutuhan akses internet berkualitas masih besar. Nah, jika FMC dijalankan bayangkan kombinasi antara 5G dengan fixed broadband bisa dinikmati seamless oleh masyarakat. Ini membuat operator punya mainan baru di pasar," tegas Heru.

Menggali Potensi Karyawan Lewat Polaris

Indonesia Digital Home / Indihome.

Photo :
  • vivanews/Andry Daud

Di Indonesia, ada 45 juta rumah tangga yang memiliki televisi sehingga menjadi peluang yang besar. Sementara pasar untuk operator telekomunikasi terdapat 20 juta rumah tangga di mana 10 juta di antaranya sudah berlangganan fixed broadband seperti LinkNet, First Media, Indihome, dan MyRepublic.

Hal tersebut diungkapkan oleh Analis BRI Danareksa Niko Margaronis. Ia mengakui integrasi entitas bisnis akan bisa mendorong pendapatan baru bagi operator telekomunikasi yang melakukannya.

Di sepanjang 15-20 tahun, operator halo-halo yang mengelola layanan 2G, 3G, 4G ternyata profitabilitasnya masih lemah, kecuali Telkomsel.

"Artinya, operator telekomunikasi perlu 'breaktrough' untuk meningkatkan layanan dan profitabilitas. Salah satu strateginya menggabungkan layanan seluler dan fixed broadband," jelas dia.

Logo baru Telkomsel.

Photo :
  • VIVA/Misrohatun Hasanah

Dalam pandangannya, jika Indihome akan spin-off dari Telkom dan digabung dengan Telkomsel, maka akan menjadi aksi korporasi besar yang 'challenging'.

"Tapi itu adalah masa depan. Sebab, apalagi yang Telkom bisa lakukan? Mereka banyak layanan. Jika merger jadi akan menuju digitalization services dan consumer oriented," tegas Niko.

Praktisi Digital Guntur S Siboro menambahkan jika keuntungan merger Telkomsel dan Indihome adalah network integration.

"Jaringan keduanya akan dikelola oleh satu perusahaan. Memang secara teknis, integrasi ini tidak mudah karena baik jaringan Telkomsel dan Indihome sama-sama sudah mature," ujarnya.

 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya