Tetap Optimis meski di Bawah Bayang-bayang Resesi

Ilustrasi resesi ekonomi/krisis ekonomi global.
Sumber :
  • Unsplash

VIVA Tekno – Perekonomian dunia diprediksi masih terus dibayangi oleh ketidakpastian pada 2023. Hal itu sejalan dengan belum ada tanda-tanda akan berakhirnya perang Rusia-Ukraina.

Menkomdigi Meutya Hafid: AI Buka Peluang Bagi UMKM Agar Lebih Kompetitif

Ditambah lagi dengan kenaikan harga barang-barang yang masih akan terjadi pada tahun ini akibat rantai pasok yang masih terganggu.

Menurut laporan International Business Report (IBR) yang dikeluarkan Grant Thornton, ketidakpastian ekonomi atau resesi dan biaya energi tetap menjadi sorotan utama secara global dengan 60 persen pelaku bisnis global menyatakan hal ini sebagai tantangan utama dalam mengembangkan bisnis mereka.

Perkaya Pengalaman Berbelanja, Shopee Wujudkan Inovasi bagi Brand Lokal dan Konten Kreator

Hal ini diikuti oleh ketersediaan pekerja terampil (57 persen) dan biaya tenaga kerja (55 persen).

Berbeda dengan hasil dari pelaku usaha global, dalam laporan IBR Grant Thornton tersebut memaparkan bahwa 76 persen pelaku bisnis Indonesia optimis bahwa kondisi ekonomi Indonesia akan meningkat di sepanjang 2023.

Hibank Gandeng Mitra Strategis Bangun Ekosistem Digital UMKM

Angka ini menempatkan pelaku bisnis Indonesia di peringkat satu secara global, diikuti Vietnam (75 persen) dan Uni Emirat Arab / UEA (74 persen).

“Tentu saja kabar positif ini membawa angin segar bagi perekonomian Indonesia,” kata Kepala Eksekutif Grant Thornton Indonesia, Johanna Gani, dalam konferensi pers virtual, Rabu, 22 Februari 2023.

Optimisme pelaku bisnis Indonesia didukung oleh dua hal utama, yaitu optimisme terkait pendapatan dan harga jual.

Pelaku bisnis di Indonesia juga tercatat memiliki ekspektasi paling tinggi sedunia untuk kenaikan pendapatan (revenue) mereka di tahun ini yang diyakini oleh 84 persen responden.

Lalu, 72 persen dari pelaku usaha juga masih cukup berani untuk menaikkan harga jual produk mereka di tahun ini terlepas dari resesi yang menghantui.

Tidak hanya itu. Sebanyak 74 persen pelaku bisnis Indonesia juga akan fokus untuk melakukan investasi di bidang teknologi dan juga menyelenggarakan berbagai program guna mempersiapkan tenaga kerja berkualitas.

Bahkan, IMF menyebut ‘Indonesia titik terang di tengah kesuraman ekonomi global’ karena dilihat dari angka-angka pertumbuhan ekonomi Indonesia yang relatif stabil dan positif.

Hal ini pun diperkuat oleh data Badan Pusat Statistik (BPS) di mana pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,72 persen.

Meski begitu, pemerintah harus tetap mempunyai kebijakan-kebijakan dalam meningkatkan penguatan ekonomi nasional dalam menghadapi ancaman resesi yang akan terjadi.

“Strategi yang dapat dilakukan antara lain perlu adanya pemberdayaan terhadap ekonomi domestik dengan menggali potensi sumber daya di daerah. Pemerintah juga harus memperhatikan pelaku UMKM yang memiliki peran yang cukup besar bagi perekonomian nasional,” ungkap Johanna.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya