Platform Global Menggerogoti Keuntungan Industri Media
- VIVA/Arianti Widya
VIVA Tekno – Media sebagai penyedia informasi harus mampu menarik perhatian pembaca, tidak hanya soal keuntungan, namun juga tentang nilai dan tujuan pemberitaan.
Sayangnya, untuk saat ini, banyak media yang lebih mengutamakan kuantitas pembaca dibandingkan kualitas dari pemberitaan tersebut.
“Media adalah industri yang berbeda dengan industri lainnya. Media tidak hanya tentang keuntungan tapi juga nilai dan tujuan. Namun, saat ini, banyak disrupsi yang sedang kita hadapi seperti disrupsi, politik, ekonomi, pandemi, digitalisasi, AI, bahkan disrupsi antara media dengan pelanggan serta pengiklan,” kata CEO KG Media, Andy Budiman, dalam media gathering AMSI dan MGID di Jakarta, Rabu, 22 Februari 2023.
Ia memaparkan jika dahulu media memiliki hubungan langsung dengan pelanggan dan pengiklan. Kini, hubungan tersebut diperantarai oleh platform global, seperti mesin pencari, agregator, hingga media sosial.
“Sekarang ini, setiap ada iklan datang maka media harus berbagi nilai dengan platform global yang jadi perantara. Sementara nilai per pengguna itu sangat minim, bisa dikatakan per bulannya Rp100. Artinya, kan, per berita cuma Rp20,” tutur Andy.
Dirinya menegaskan bahwa pembaca mengonsumsi konten bukan di publisher melainkan platform global. Jadi, penerbitan media semakin bergantung dengan platform global.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Umum Indonesia Digital Association (IDA), Dian Gemiano juga mengungkapkan ketergantungan industri penerbitan media terhadap platform global.
Ia berpendapat industri penerbitan media perlu mengurangi dependensinya terhadap platform global yang terlalu dominan dan mencari platform alternatif lain.
"Pilih platform alternatif lain yang bisa menjadi solusi, meningkatkan engagement dengan pembaca. Itu mungkin yang bisa membantu kita saat ini," ungkap Dian.