LinkAja Ingin jadi 'Role Model' Industri Teknologi di Indonesia

Uang Digital LinkAja.
Sumber :
  • Twitter.com/@linkaja

VIVA Tekno – LinkAja berhasil mencapai perbaikan profitabilitas yang signifikan sepanjang 2022, di mana pendapatan operasional (revenue growth) tumbuh memuaskan sebesar hampir 30 persen dan beban operasional (operational expense) turun drastis sebesar lebih dari 50 persen.

Kalender Sirkuit Mandalika 2025 Banyak Kejutan Bukan Cuma MotoGP

Sejak awal tahun lalu, LinkAja memfokuskan diri melalui bisnis model dua sisi (twosided business model) B2B2C (Business to Business to Consumer).

Pada segmen B2C, LinkAja mengutamakan low-cost user acquisition & retention. Sedangkan, fokus segmen B2B berpusat pada end-to-end value chain dari sisi tradisional maupun digital.

Taspen Catat Terima 106 Permohonan Informasi Melalui PPID hingga Desember 2024

LinkAja masih mengimplementasikan digital financial solutions dengan fokus pada kolaborasi sinergi BUMN, terutama di dalam ekosistem Telkomsel, Pertamina, dan Himbara (Himpunan Bank Negara) pada 2022.

Untuk ekosistem Telkomsel, LinkAja telah mendigitalisasi supply chain tradisional Telkomsel di lebih dari 300 ribu retailer dengan kenaikan pendapatan mencapai hampir 90 persen.

Cuma Rp50 Ribu Pelanggan dapat Produk Ini dari IndiHome

Sementara ekosistem Pertamina, LinkAja semakin memperkuat positioning di aplikasi MyPertamina, yang disertai pertumbuhan pendapatan eksponensial sebesar 1.600 persen.

Di samping itu, use-case terkait layanan Himbara juga memperlihatkan pertumbuhan pendapatan yang sangat signifikan, yakni sebesar 80 persen.

Didukung dengan ekosistem BUMN sebagai key competitive advantage dan model bisnis dua sisi yang efisien, LinkAja juga mampu menurunkan biaya dengan tetap meningkatkan pendapatan.

Jika dibandingkan dengan tahun 2021, komponen biaya pemasaran (marketing expense) serta operations and maintenance (O&M expense) masing-masing mampu diturunkan sebesar lebih dari 90 dan 30 persen.

Rasio pendapatan terhadap biaya promosi juga bisa ditekan dari 1.3x menjadi 0.1x. Hal ini mengindikasikan penurunan dependensi pendapatan operasional perusahaan terhadap short-term incentive seperti cash-back.

Selain itu, terjadi juga kenaikan kualitas pengguna terlihat dari Average Revenue per User (ARPU) yang meningkat signifikan sebesar 215 persen, basket size sebesar 55 persen hingga pencapaian retention rate sebesar lebih dari 70 persen.

Sebagai hasil, EBITDA loss sepanjang 2022 mampu ditekan sebesar lebih dari 60 persen dibandingkan dengan 2021, yang memperlihatkan bahwa perusahaan semakin on-track untuk merealisasikan komitmen pencapaian profit.

"Ke depannya, kami berharap menjadi role model industri teknologi di Indonesia melalui model bisnis yang lebih profitable dan sustainable, dengan tetap memberikan layanan transaksi digital terintegrasi yang aman dan nyaman sehingga mampu memenuhi kebutuhan pelanggan," ungkap Direktur Keuangan dan Strategi LinkAja, Reza Ari Wibowo, dalam keterangan resminya, Minggu, 19 Februari 2023.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya