Tetangga Indonesia Ribut soal Kondom saat Valentine, Alasannya Mengejutkan
- dok. pixabay
VIVA Digital – Para tenaga kesehatan atau nakes dari Kementerian Kesehatan Filipina turun ke jalan membagikan mawar dan kondom saat Hari Valentine atau Hari Kasih Sayang.
Hal tersebut bertujuan untuk mengajak masyarakat menghindari seks tanpa kondom guna mencegah berbagai penyakit, seperti HIV dan AIDS.
Tapi, pemimpin Gereja Katolik Roma yang sangat berpengaruh di Filipina menolak kebijakan pemerintah. Mereka pun mengajak masyarakat menolak kondom.
Pada 2010, para Uskup Gereja Katolik pernah mendesak Menteri Kesehatan Filipina Esperanza Cabral agar menghentikan iklan kondom, sebagaimana dikutip dari San Diego Union Tribune.
Mereka menilai kondom adalah sebuah bisnis yang menargetkan pasar para remaja dengan mengorbankan moralitas dan kehidupan keluarga. Menurutnya, menjaga kesucian diri pranikah adalah “satu-satunya cara efektif mengekang penyebaran AIDS”.
Tapi, larangan kondom oleh pemimpin Gereja Katolik Roma ditentang oleh sebagian masyarakat. Mereka pernah berunjuk rasa di depan Gedung Konferensi Waligereja di Ibu Kota Manila dengan membawa satu keranjang kondom dan mawar.
Lalu, pada 2015, kelompok Gereja Katolik membuat kampanye meminta masyarakat mengganti kondom dengan cokelat dan permen saat Valentine, bahaya rencana pembagian ribuan kondom oleh DTK Healt, produsen kondom terbesar di Filipina.
"Kondom mengirimkan pesan yang salah bahwa Valentine adalah tentang seks, padahal itu benar-benar tentang cinta," kata seorang relawan dari kelompok advokasi Kristen, Anna Cosio kepada media lokal.