Bintang Mirip Matahari Alami Gerhana hingga 7 Tahun

Gerhana bintang langka.
Sumber :
  • Anastasios Tzanidakis

VIVA Tekno – Alam semesta penuh dengan galaksi, sistem, dan planet misterius. Meskipun banyak keberhasilan dari teleskop luar angkasa James Webb Space Telescope (JWST) saat menjelajahi alam semesta awal, luar angkasa terus membingungkan dan mengejutkan para ilmuwan.

Duel Panas 'Perang Bintang' di Pilkada Jateng: 3 Lembaga Survei Ungkap Persaingan Ketat Andika Perkasa vs Ahmad Luthfi

Salah satu kejutan terbaru datang dari gerhana bintang langka, yang membuat sebuah bintang diselimuti debu dari pendampingnya selama lebih dari tujuh tahun.

Para astronom mengatakan penemuan itu merupakan salah satu keberuntungan yang luar biasa karena sistem biner yang menaungi bintang tersebut memiliki periode orbit yang sangat panjang. 

Matahari Pagi Indonesia Deklarasi Jadi Ormas, Ahmad Muzani Ungkap Tugasnya Bantu Pemerintah Prabowo

Dengan demikian, menangkap pengamatan gerhana bintang langka ini adalah kesempatan sekali seumur hidup dan para astronom berhasil menangkapnya, mengutip dari situs BGR, Senin, 16 Januari 2023.

Bintang itu dikenal sebagai Gaia17bpp. Menurut astronom Anastasios Tzanidakis dan James Davenport, perhatian mereka tertuju pada sistem tersebut ketika survei Gaia menunjukkan bahwa bintang tersebut secara bertahap menjadi terang selama dua setengah tahun. 

Pengamat: Pilkada Jateng Sengit karena Bintang lawan Bintang, Harus Kirim Banyak Doa

Analisis bintang menunjukkan bahwa itu tidak berubah. Sebaliknya, benda yang mirip dengan Matahari itu muncul dari gerhana langka yang disebabkan oleh bintang pendampingnya.

Tata Surya.

Photo :
  • Imperial College London

Temuan baru ini, bersama dengan data dari Gaia, menunjukkan bahwa Gaia17bpp telah meredup sekitar 4,5 magnitudo –sekitar 63 kali kecerahan rata-rata. Bintang gerhana yang langka tetap redup selama hampir tujuh tahun, dari 2012 hingga 2019. 

Pada 2019, bintang itu menjadi lebih cerah secara signifikan. Para astronom mengatakan kecerahan itu disebabkan oleh bintang yang akhirnya keluar dari gerhana yang disebabkan oleh debu di sekitar bintang pendampingnya.

Ini adalah penemuan yang menarik di mana Tzanidakis mengatakan bahwa tidak ada bintang lain di sekitar sistem biner yang menunjukkan peredupan serupa selama periode waktu tertentu.

Untuk melihat lebih jauh, para astronom juga melakukan pengamatan bintang selama 66 tahun. Namun, mereka tidak melihat perubahan yang mirip dengan gerhana bintang langka yang disaksikan instrumen antara 2012 hingga 2019.

Karena itu, mereka percaya bahwa debu pendampingnya menutupi bintang, menjadi pertemuan yang langka tetapi tetap memiliki makna logis di baliknya. Sistem biner bukanlah kejadian paling langka di alam semesta, tetapi masih menarik untuk ditemukan. Beberapa ilmuwan percaya bahwa Matahari pernah memiliki bintang pendamping juga.

Mungkin dengan penyelidikan yang lebih dalam terhadap sistem biner ini, kita dapat mempelajari lebih banyak tentang bintang-bintang, bahkan lebih banyak lagi tentang periode orbit yang panjang, yang memungkinkan terjadinya gerhana bintang langka.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya