2022 jadi Tahun Terpanas ke-5 Sepanjang Sejarah
- identifymagazine.com
VIVA Tekno – Tahun 2022 adalah salah satu tahun terhangat dalam catatan sejarah meskipun kondisi La Nina mendinginkan mengatur Samudera Pasifik tropis.
Lebih buruk lagi, konsentrasi pemanasan gas rumah kaca di atmosfer Bumi mencapai titik tertinggi baru tahun lalu. Sementara itu wilayah kutub terus memanas dengan kecepatan yang sangat tinggi, menurut data baru yang dirilis oleh badan pemantau iklim terkemuka dunia.
Awal pekan ini, NASA (Badan Penerbangan dan Antariksa (NASA), National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) AS dan program pemantauan lingkungan Eropa Copernicus merilis penilaian masing-masing tentang kemajuan perubahan iklim selama tahun 2022, mengungkapkan kenaikan suhu rata-rata di seluruh dunia yang tak kunjung reda.
Secara global, 2022 adalah tahun terhangat kelima yang pernah tercatat, menurut NASA dan Copernicus. NOAA menempatkan tahun lalu di tempat keenam. Tetapi beberapa bagian dunia —termasuk Eropa Barat, Timur Tengah, Asia Tengah, China, dan Afrika Barat Laut, mencatatkan 12 bulan terpanas dalam sejarah.
Semua tahun terpanas dalam catatan terjadi sejak 2010, dengan sembilan tahun terakhir yang paling hangat sejak pencatatan modern dimulai pada 1880, kata NASA dalam pernyataannya.
"Ketika Anda melihat sembilan dari 10 tahun terakhir, itu adalah tahun terhangat dalam rekor modern sejak 1880, dan itu cukup mengkhawatirkan," kata Administrator NASA, Bill Nelson.
"Jika kita tidak menganggapnya serius dan melakukan tindakan nyata untuk menguranginy, akan ada efek mematikan di seluruh dunia," ujarnya dikutip dari situs Space, Minggu 15 Januari 2023.
Pada tahun 2022, suhu rata-rata planet ini sekitar 2 derajat Fahrenheit (1,1 derajat Celsius), lebih hangat daripada akhir abad ke-19, hanya 0,7 derajat F (0,4 derajat C) di bawah ambang batas yang ditetapkan oleh komunitas ilmu iklim global sebagai titik kritis untuk mencegah konsekuensi lingkungan yang parah dan tak terduga.
Menurut program Copernicus Eropa, tahun 2022 juga lebih hangat 0,54 derajat F (0,3 derajat C) daripada rata-rata yang sudah hangat untuk periode 1991 hingga 2020.
"Sekarang pasti lebih hangat daripada setidaknya selama 2.000 tahun terakhir, mungkin jauh lebih lama. Dan tingkat kenaikan suhu selama 50 tahun terakhir lebih cepat dari waktu mana pun dalam dua milenium terakhir," kata kata Russel Vose, seorang ilmuwan NOAA.