Lapisan Ozon Bisa Pulih dengan Sendirinya
- Phys.org
VIVA Tekno – Brom dan klorin disalahkan atas peristiwa menipisnya lapisan ozon. Keduanya dilarang pada 1987 sebagai bagian dari perjanjian Protokol Montreal.
Kesepakatan itu ditandatangani oleh setiap negara anggota PBB yang secara efektif menjadi perjanjian pertama yang diratifikasi secara universal.
Ozon perlahan-lahan pulih dari penggunaan brom dan klorin selama beberapa dekade. Tapi baru-baru ini laporan yang dirilis PBB menyebut bahwa ada lubang menganga di Benua Antartika.
Laporan tersebut adalah hasil dari penilaian ilmiah sekali setiap empat tahun yang telah memantau kian menipisnya lapisan ozon sejak 1989.
Saat ini dinyatakan bahwa kecepatan penyembuhan serta ketebalan rata-rata ozon akan kembali seperti pra-1980 atau sekitar 2040. Sedangkan ozon di atas Kutub Utara akan kembali normal pada 2045.
Ini akan memakan waktu sedikit lebih lama di Benua Antartika di mana lubang menganga telah terjadi di ozon selama bertahun-tahun. Para ilmuwan mengatakan dengan kecepatan saat ini, dibutuhkan waktu hingga 2066 agar ozon pulih sepenuhnya.
Studi menentukan tingkat brom turun 14,5 persen sejak puncaknya pada 1999 dan tingkat klorin turun 11,5 persen sejak puncaknya pada 1993.
Pemulihan ozon telah dielu-elukan sebagai salah satu kemenangan lingkungan paling signifikan dalam sejarah manusia.
Direktur Program Lingkungan PBB Inger Anserson mengatakan bahwa pemulihan ozon mencegah lebih dari 2 juta kasus kanker kulit setiap tahunnya.
Bahan kimia yang dilarang oleh perjanjian Protokol Montreal biasanya digunakan dalam refrigeran dan aerosol.
Hampir terhapusnya unsur-unsur kimia oleh sebagian besar dunia menunjukkan bagaimana negara-negara di dunia dapat berkolaborasi dalam isu-isu lingkungan ketika ada kemauan.
Kolaborasi langka ini memberi harapan bagi para aktivis lingkungan bahwa umat manusia dapat mengatasi perubahan iklim sebelum terlambat, menurut situs Sputniknews, Rabu, 11 Januari 2023.
"Tindakan ozon menjadi preseden untuk aksi iklim. Keberhasilan kami dalam menghentikan secara bertahap bahan kimia pemakan ozon menunjukkan kepada kami apa yang dapat dan harus dilakukan untuk beralih dari bahan bakar fosil, mengurangi gas rumah kaca, dan dengan demikian membatasi peningkatan suhu,” imbuh Sekretaris Jenderal Organisasi Meteorologi Dunia, Petteri Kata Taalas.
Laporan itu juga menyebutkan bahwa bahan kimia generasi baru dilarang beberapa tahun lalu karena berkontribusi terhadap perubahan iklim. Menurut laporan tersebut, larangan itu harus mencegah pemanasan tambahan 0,5 hingga 0,9 derajat Fahrenheit.