Perjalanan Satelit Karya Anak Bangsa yang Dibangun Selama 6 Tahun

Surya Satellite-1 (SS-1) Leader, Setra Yoman Prahyang.
Sumber :
  • Misrohatun Hasanah

VIVA Tekno – Satelit Surya (SS-1) yang dibangun oleh para ilmuwan muda Indonesia resmi mengudara di orbit pada Jumat, 6 Januari 2022 setelah dikirim dengan roket SpaceX pada tahun lalu ke luar angkasa.

Apple Punya Satelit

Pasalnya perjalanan untuk bisa sampai pada titik ini membutuhkan waktu hingga enam tahun lamanya. Mereka juga mengaku banyak menemukan kendala, terutama dari sisi pendanaan sampai akhirnya mereka dibantu oleh industri.

Perjalanan dimulai pada Februari 2018 di mana tim SS-1 mengikuti sayembara program KiboCUBE yang diinisiasi oleh United Nations Office for Outer Space Affairs (UNOOSA) dan Japan Aerospace Exploration Agency (JAXA).

Citra Satelit Ungkap 12 Kawah di Pangkalan Udara Militer Israel Bekas Hantaman Rudal Iran

Kemudian Agustus 2018, Tim SS-1 diumumkan menjadi pemenang pada sayembara tersebut sehingga memperoleh slot peluncuran Nanosatelit dari ISS.

Sebelum SS-1 diluncurkan, satelit nano sudah melalui berbagai tahap pengerjaan yang terdiri dari tahap desain, simulasi, prototipe, perakitan, dan pengujian. 

Beda Latensi Satelit Berbasis LEO dan GEO

Lalu pada Agustus 2018, pihaknya melakukan Perjanjian Kerja Sama dengan Pusat Teknologi Satelit LAPAN (Pusat Riset Teknologi Satelit–BRIN), untuk bimbingan pembuatan nanosatelit, pengadaan berbagai komponen ‘Space Grade’ dan pemakaian alat pengujian yang diperlukan dalam pembuatan SS-1.

Surya Satellite-1 (SS-1).

Photo :
  • Misrohatun Hasanah

Selanjutnya pada acara Asia Pacific Regional Space Agency Forum (APRSAF) ke-24 (November 2018) di Singapura, tim SS-1 melakukan perjanjian kerja sama dengan JAXA. Perjanjian ini untuk pembimbingan proses pembuatan Nanosatelit yang terdiri atas beberapa fase pengulasan. 

Februari 2019, tim SS-1 melakukan kerja sama dengan PT. Pudak Scientific, Bandung, Jawa Barat untuk proses pengadaan manufaktur struktur dari SS-1. Tim SS-1 menerima kunjungan dan bimbingan teknis dari JAXA pada Mei 2019 yang kala itu berlokasi di Pusat Teknologi Satelit. 

Pertemuan ini untuk membahas dokumen teknis peluncuran yang diperlukan untuk Fase 01 (Perancangan dan Simulasi Nano Satelit). Pada Desember 2019, tim SS-1 dinyatakan lolos pada tahap Fase 02, dan melanjutkan ke tahap selanjutnya yaitu Fase 03 (Pembuatan dan Pengujian Nano Satelit). Pada 2020, dilanjutkan proses pengerjaan Dokumen Fase 03 dan pengadaan beberapa komponen untuk Flight Model Surya Satellite-1.

Pertengahan 2021 mereka memulai perangkaian satelit SS-1 dan melakukan beberapa tahap pengujian yang terdiri dari Final Functional Testing dan Environmental Testing yang dilakukan di Pusat Teknologi Satelit LAPAN, Bogor, Jawa Barat. Pada akhir 2021 tim SS-1 telah menyelesaikan environment test. 

"Sejak awal pengembangan proyek SS-1, kami telah banyak dibantu oleh para periset teknologi satelit. Melalui bimbingan ini juga, desain satelit kami dapat bersaing dengan cubesat internasional lainnya sehingga kami memenangkan sayembara Kibo-Cube dan kami memperoleh slot peluncuran dari ISS," kata Surya Satellite-1 Project Leader, Setra Yoman Prahyang di Jakarta.

Selanjutnya, pada Juni 2022, SS-1 berhasil lolos tahapan Reviu Fase 03 dan Safety Review Panel oleh para engineer JAXA. SS-1 kemudian dikirimkan ke Jepang dan diserahkan kepada JAXA sebagai pihak peluncur di Tsukuba Space Center pada 8 Juli 2022. Selanjutnya satelit ini dipasang pada modul deployer (Modul JSSOD). 

“Melalui pelepasan SS-1 ke orbit ini, kami berharap dapat mempromosikan Nano Satellite pertama Indonesia yang akan diorbitkan ke luar angkasa. Sekaligus juga ingin menginspirasi praktisi, akademisi dan peneliti generasi muda di Indonesia khususnya di bidang keantariksaan,” tambahnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya