Amazon Bakal PHK 18.000 Karyawan

Logo Amazon.
Sumber :
  • famouslogos.net

VIVA Digital – Amazon dikabarkan berencana memberhentikan lebih dari sekitar (kurang lebih) 18.000 pekerja, 8.000 lebih banyak dari perkiraan semula, melansir Variety, pada 5 Januari 2023.  

Badan Perdagangan dan Pembangunan AS Bangun Pusat Komando di IKN Nusantara, Ini Tujuannya

Perusahaan raksasa e-commerce, salah satu yang terbesar di dunia, kini dipimpin oleh CEO Andy Jassy. Dikabarkan sejak bulan November tahun lalu, mulai memberhentikan staf di divisi perangkatnya, dengan sumber mengatakan kepada Reuters pada saat perusahaan menargetkan 10.000 PHK.

Salesforce mengatakan pada hari Rabu bahwa pihaknya berencana untuk memangkas pekerjaan sebesar 10% karena perusahaan teknologi dari Meta Platforms hingga Microsoft memangkas ribuan pekerjaan dalam persiapan menghadapi resesi. 

Boeing PHK Besar-Besaran, Pecat Lebih dari 2.000 Pekerja

Logo Amazon.

Photo :
  • famouslogos.net

CEO Andy Jassy dalam memo yang dibagikan pihak direksi perusahaan ke karyawan mengatakan bahwa pekerja yang terdampak kebijakan PHK tersebut, termasuk di antaranya divisi HRD dan divisi People, Experience, and Technology. Informasi lengkap dan nama-nama siapa saja yang terkena PHK akan disampaikan pada 18 Januari 2023 mendatang.

PPN Naik Jadi 12 Persen di 2025, Buruh Sebut Bakal Tingkatkan Potensi PHK

“Amazon telah melewati ekonomi yang tidak pasti dan sulit di masa lalu, dan kami akan terus melakukannya,” tulis Jassy dalam memo tersebut.

“Kami biasanya menunggu untuk mengkomunikasikan tentang hasil ini sampai kami dapat berbicara dengan orang-orang yang terkena dampak langsung,” ujar dia.

“Tapi, karena salah satu rekan kami membocorkan informasi ini secara eksternal, kami memutuskan untuk membagikan berita ini lebih awal sehingga Anda dapat mendengar detailnya langsung dari saya,” lanjut Jassy. 

Pendiri Amazon Jeff Bezos.

Photo :
  • Avaaz

Dalam rilis berbeda, perusahaan yang dirintis oleh Jeff Bezos ini dikabarkan telah mengambil utang tampan jaminan sebesar US$8 miliar atau setara Rp124,8 triliun yang diambil untuk menambah pembiayaan perusahaan yang diprediksi akan mengalami kelambatan ke depannya. 

Pinjaman itu akan jatuh tempo dalam 364 hari atau setahun, dengan opsi untuk memperpanjang juga selama satu tahun. Hasilnya akan digunakan untuk keperluan umum perusahaan.

"Mengingat ekonomi makro yang tidak pasti, selama beberapa bulan terakhir kami telah menggunakan opsi pembiayaan yang berbeda untuk mendukung pengeluaran modal, pembayaran utang, akuisisi, dan kebutuhan modal kerja," kata juru bicara Amazon kepada Reuters.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya