Benarkah Langit Berwarna Biru?
- ANTARA/Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
VIVA Tekno – Saat cerah, langit akan menampilkan warna biru. Tapi, apakah itu warna langit yang sebenarnya? Atau, cuma satu-satunya warna langit?
Jawabannya pun sedikit rumit tapi melibatkan sifat cahaya, atom, dan molekul juga beberapa bagian unik dari atmosfer Bumi juga laser besar.
Cahaya biru yang kita lihat adalah pancaran sinar Matahari yang menghasilkan spektrum cahaya yang luas, yang dilihat berwarna putih, namun mencakup semua warna pelangi.
Ketika sinar Matahari melewati udara, atom dan molekul di atmosfer, itu menyebarkan cahaya biru ke segala arah, jauh lebih banyak daripada cahaya merah. Ini disebut hamburan Rayleigh dan menghasilkan Matahari putih dan langit biru pada hari cerah.
Saat Matahari terbenam kita dapat melihat efek ini muncul karena sinar harus melewati lebih banyak udara. Ketika Matahari dekat dengan cakrawala maka hampir semua cahaya biru tersebar (atau diserap oleh debu) sehingga berakhir dengan Matahari merah dengan warna biru yang mengelilinginya.
Tapi, jika yang kita lihat hanyalah sinar Matahari yang tersebar, apa warna sebenarnya dari langit? Jawabannya mungkin bisa kita lihat di malam hari.
Langit malam memang terlihat gelap, tetapi tidak sepenuhnya hitam karena ada bintang-bintang. Tapi langit malam itu sendiri bersinar. Ini bukan polusi cahaya, tapi atmosfer yang bersinar secara alami.
Di malam gelap tanpa bulan di pedesaan, jauh dari lampu kota, kita bisa melihat siluet pepohonan dan perbukitan di langit. Cahaya ini disebut airglow yang dihasilkan oleh atom dan molekul di atmosfer.
Dalam cahaya tampak, oksigen menghasilkan cahaya hijau dan merah, molekul hidroksil (OH) menghasilkan cahaya merah, dan natrium menghasilkan cahaya kuning.
Nitrogen, meski jauh lebih melimpah di udara daripada natrium, tidak banyak berkontribusi pada aliran udara, menurut situs Science Alert, Selasa, 3 Januari 2023.
Warna yang berbeda dari airglow adalah hasil dari atom dan molekul yang melepaskan energi dalam jumlah tertentu (kuanta) dalam bentuk cahaya.
Misalnya, pada ketinggian yang tinggi di mana sinar ultraviolet dapat membagi molekul oksigen (O2) menjadi pasangan atom oksigen dan ketika atom ini kemudian bergabung kembali menjadi molekul oksigen, mereka menghasilkan cahaya hijau yang berbeda.