Natal dan Idul Fitri Barengan pada Tahun Segini

Pemantauan Hilal untuk Menentukan Awal Puasa Ramadan.
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

VIVA Tekno – Beredar narasi di media sosial dalam beberapa waktu belakangan yang menyebut Hari Raya Natal dan Idul Fitri bersamaan pada 25 Desember 2031. Tapi, benarkah demikian?

Nataru, Menhub Siapkan 3.500 Kuota Mudik Gratis Jalur Darat dan 29.972 Tiket Kapal

Pusat Riset Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional atau BRIN melaporkan bahwa penanggalan Hijriah menggunakan sistem kamariah atau lunar, yang berarti berdasarkan peredaran Bulan mengelilingi Bumi.

Hari Raya Idul Fitri merupakan salah satu hari besar umat Islam yang menggunakan penanggalan Hijriah. Jatuh pada awal bulan Syawal, bulan kesepuluh dalam penanggalan Hijriah.

Daftar Film yang Langganan Diputar saat Natal dan Tahun Baru, Mana Favoritmu?

Setiap tahunnya, tanggal jatuhnya Idul Fitri yang menggunakan kalender Masehi dapat berbeda-beda, bahkan lebih cepat.

"Hal ini dikarenakan panjang tahun Hijriah sebesar 12 kali periode Bulan mengorbit Bumi yakni 354,367 hari. Sementara panjang tahun Masehi didasarkan pada periode Bumi mengorbit Matahari yakni 365,242 hari," demikian penjelasan BRIN, seperti dikutip VIVA Tekno, Rabu, 4 Januari 2023.

Kapolri Minta Masyarakat Tidak Paksakan Berkendara saat Mudik Libur Natal dan Tahun Baru

Jadi, ada selisih sekitar 11 hari setiap tahunnya. Bahkan, ketika hari raya tersebut jatuh di awal tahun Masehi, Idul Fitri dapat dilaksanakan dua kali dalam satu tahun Masehi, di mana Idul Fitri kedua jatuh di akhir tahun Masehi.

Fenomena ini juga terulang setiap 32 sampai 33 tahun sekali. Awal Syawal 2031 jatuh pada 23 Januari pukul 11:30 WIB/12:30 WITA/13:30 WIT.

Untuk pengamatan pada waktu tersebut, petang hari di Indonesia bervariasi antara – 0,58 derajat (Merauke, Papua) hingga + 2,02 derajat (Sabang, Aceh).

Salat Idul Fitri di Jakarta Internasional Stadium beberapa waktu lalu.

Photo :
  • VIVA/ Rahmat Fatahillah Ilham.

Sedangkan, sudut elongasi geosentrik hilal-Matahari bervariasi antara 5,10 derajat (Merauke) hingga 6,14 derajat (Sabang).

Dengan kriteria ketampakan/visibilitas hilal yang Indonesia gunakan saat ini (ketinggian toposentrik > 3 derajat dan elongasi geosentrik < 6,4 derajat), hilal sulit diamati sehingga 1 Syawal 1452 Hijriah jatuh pada 25 Januari 2031.

Fase Bulan Baru yang terdekat pada 25 Desember 2031 jatuh pada 14 Desember pukul 16.05 WIB/17.05 WITA/ 18:05 WIT yang merupakan ijtimak awal Ramadan 1453 Hijriah.

Artinya, 25 Desember 2031 jatuh pada 10 Ramadan 1453 Hijriah. Sedangkan, 1 Syawal 1453 Hijriah diperkirakan jatuh pada 14 Januari 2032, sehingga, Hari Raya Idul Fitri tidak bertepatan dengan Natal pada 2031.

"Sepanjang kemerdekaan Indonesia sudah dua kali Idul Fitri beriringan dengan Natal. Pertama, pada 21 Desember 1968. Kedua, pada 27 Desember 2000. Peristiwa berikutnya akan terjadi tanggal 23 Desember 2033 dan 29 Desember 2065,” jelas BRIN.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya