Angin Matahari Bawa Air ke Bulan

Bulan, satelit alami Bumi.
Sumber :
  • BMKG

VIVA Tekno – Analisis baru debu yang diambil dari Bulan menunjukkan bahwa air yang terikat di permukaan satelit alami Bumi itu bisa berasal dari Matahari.

Bumi Ternyata Miring

Lebih khusus lagi, itu bisa jadi akibat pemboman ion hidrogen dari angin matahari yang menghantam permukaan Bulan, membuatnya berinteraksi dengan oksida mineral dan berikatan dengan oksigen yang terlepas. 

Hasilnya adalah air mungkin bersembunyi di regolit Bulan dalam jumlah yang signifikan di garis lintang tengah dan tinggi, menurut situs Science Alert, Sabtu, 31 Desember 2022.

AI Membawa Dampak Negatif bagi Bumi

Hal ini berimplikasi pada pemahaman kita tentang sumber dan distribusi air di Bulan, bahkan mungkin relevan dengan pemahaman kita tentang asal usul air di Bumi.

Bulan terlihat seperti bola debu yang cukup kering, tetapi penelitian terbaru menemukan bahwa ada lebih banyak air di sana daripada yang pernah diduga sebelumnya.

Gemuk Lemak atau Gemuk Air? Kenali Perbedaannya dan Cara Mengatasinya

Zat cair itu tidak mengambang di danau dan laguna tapi terikat di regolith Bulan yang mungkin bersembunyi sebagai es di kawah yang gelap secara permanen dan diasingkan dalam gumpalan kaca vulkanik.

Ini tentu saja menimbulkan pertanyaan, seperti berapa banyak air sebenarnya? Bagaimana pendistribusiannya? Dan dari mana asalnya? Pertanyaan terakhir ini mungkin memiliki banyak jawaban.

Matahari.

Photo :
  • YouTube

Beberapa di antaranya bisa berasal dari dampak asteroid dan beberapa dari Bumi. Namun satu sumber yang terlintas dalam pikiran adalah ketika membayangkan awan hujan kosmik.

Matahari tidak benar-benar meneteskan uap air, tetapi anginnya jelas merupakan sumber ion hidrogen berkecepatan tinggi yang andal. Bukti yang mencakup analisis kotoran bulan dari misi Apollo sebelumnya telah meningkatkan kemungkinan kuat bahwa angin matahari bertanggung jawab atas setidaknya beberapa bahan air di Bulan.

Sekarang tim peneliti yang dipimpin oleh ahli geokimia Yuchen Xu dan Heng-Ci Tian dari Chinese Academy of Sciences telah menemukan kimia dalam biji-bijian yang diambil oleh misi Chang'e-5, yang selanjutnya mendukung sumber air Bulan dari Matahari.

Mereka mempelajari 17 butir terdiri dari 7 olivin, 1 piroksen, 4 plagioklas, dan 5 gelas... Ini semua berbeda dengan sampel garis lintang rendah yang dikumpulkan oleh Apollo dan Luna melainkan dari wilayah garis lintang pertengahan Bulan dan dikumpulkan dari basal vulkanik Bulan termuda yang diketahui dari ruang bawah tanah basaltik terkering.

Dengan menggunakan spektroskopi Raman dan spektroskopi sinar-X dispersif energi, ilmuwan mempelajari komposisi kimia dari pinggiran butir-butir ini yakni cangkang luar 100 nanometer dari butir yang paling terpapar cuaca luar angkasa dan paling banyak berubah dibandingkan dengan butir pedalaman.

Sebagian besar pelek ini menunjukkan konsentrasi hidrogen yang sangat tinggi yaitu 1.116 hingga 2.516 bagian per juta, dan rasio isotop deuterium/hidrogen yang sangat rendah.

Penampakan gerhana bulan total di Ternate Utara

Photo :
  • tvOne

Rasio ini konsisten dengan rasio unsur-unsur yang ditemukan dalam angin matahari, menunjukkan bahwa angin matahari menabrak Bulan, mendepositkan hidrogen di permukaan bulan.

Kandungan air yang berasal dari angin surya yang ada di lokasi pendaratan Chang'e-5, menurut temuan mereka, seharusnya sekitar 46 bagian per juta. Itu konsisten dengan pengukuran penginderaan jauh.

Untuk menentukan apakah hidrogen dapat diawetkan dalam mineral Bulan, para peneliti kemudian melakukan percobaan pemanasan pada beberapa butirnya. Mereka menemukan bahwa setelah dikubur, biji-bijian tersebut memang dapat menahan hidrogen.

Terakhir, para peneliti melakukan simulasi tentang pengawetan hidrogen di tanah Bulan pada temperatur yang berbeda. Ini mengungkapkan bahwa suhu memainkan peran penting dalam implantasi, migrasi, dan pelepasan gas hidrogen di Bulan. 

Temuan ini menyiratkan sejumlah besar air yang berasal dari angin matahari dapat dipertahankan di garis lintang tengah dan tinggi, di mana suhunya lebih dingin.

Dalam rangka memperingati Hari Menanam Pohon Nasional dan Hari Dongeng Nasional, Badan Standarisasi Instrumen Lingkungan Hidup dan Kehutanan (BSILHK) menggelar acara edukatif bagi 350 siswa sekolah dasar di Kota Bogor, Jawa Barat.

BSILHK Ajak Ratusan Siswa Belajar tentang Industri Susu, Lingkungan, dan Konservasi Air

Dalam rangka memperingati Hari Menanam Pohon Nasional dan Hari Dongeng Nasional, BSILHK menggelar acara edukatif bagi 350 siswa sekolah dasar di Kota Bogor.

img_title
VIVA.co.id
28 November 2024