VIVA RePlay 2022: Perjalanan Elon Musk Akuisisi Twitter
- The Verge
VIVA Tekno – Tahun ini Elon Musk banyak mendapat sorotan, terutama saat mengutarakan niatnya untuk mengakuisisi Twitter. Semua itu ada di dalam VIVA RePlay 2022, yang dirangkum Sabtu 31 Desember 2022.
Semula dia mempertanyakan komitmen perusahaan untuk kebebasan berbicara. Kemudian pada bulan April 2022, miliarder itu mengaku telah mengambil 9,2 persen saham di Twitter Inc senilai hampir US$3 miliar (Rp43 triliun).
Hal ini menjadikannya sebagai pemegang saham terbesar situs micro-blogging itu dan memicu kenaikan lebih dari 27 persen harga saham.
Belum genap satu bulan, Elon Musk menawarkan diri untuk membeli Twitter seutuhnya. Dalam pengumuman yang mengejutkan itu, mantan kekasih Grimes bersedia membayar US$54,20 per saham atau Rp778 ribu, sehingga total nilai saham Twitter menjadi US$41 miliar atau Rp588 triliun.
Sebuah laporan mengatakan bahwa tawaran Elon Musk diterima Dewan Twitter pada akhir April. Satu bulan setelah mengumumkan akuisisi Twitter, dia bikin geger dengan menunda pembelian sampai manajemen Twitter memberi rincian jumlah akun spam dan bot di platform burung biru itu.
Jika ia memutuskan untuk membatalkan, maka Musk harus membayar 'biaya putus' sebesar US$1 miliar atau Rp14 triliun. Perusahaan kemudian menuntut Elon Musk yang kemudian juga mendapat perlawanan dari orang terkaya di dunia itu.
Setelah beberapa bulan ricuh dengan Twitter, pada bulan Oktober Elon Musk menyerah, membeli Twitter dengan harga awal yang dia tawarkan. Namun masalah tidak berhenti sampai di situ. Langkah pertama yang dia lakukan adalah melakukan pemecatan terhadap para eksekutif, termasuk CEO Twitter kala itu, Parag Agrawal.
Musk kemudian melakukan PHK massal. Secara global, Twitter yang berbasis di San Francisco, California itu mengurangi jumlah karyawannya sekitar setengah atau 3.700 pekerja.
Pendiri Tesla dan SpaceX ini juga mengubah berbagai kebijakan Twitter, bahkan bersitegang dengan Apple karena masalah iklan. Media sosial itu juga banyak ditinggalkan penggunanya dan beralih ke Mastodon.
Sejumlah akun yang pernah 'dimatikan' Twitter juga diizinkan untuk kembali. Bahkan baru-baru ini dia membuat polling, bertanya kepada para pengguna Twitter apakah sebaiknya dia harus mundur dari jabatannya itu.
Hasil polling menyatakan bahwa Elon Musk harus mundur dari CEO Twitter, "Saya akan mengundurkan diri sebagai CEO segera setelah saya menemukan seseorang yang cukup bodoh untuk menerima jabatan ini. Setelah itu saya hanya akan menjalankan tim perangkat lunak dan server," tulisnya di Twitter.