Resesi Masih Terus Menghantui, Bagaimana Nasib Investasi Kripto?

Bitcoin.
Sumber :
  • wikimedia

VIVA Tekno – The Federal Reserve (Fed) atau Bank Sentral Amerika Serikat kemungkinan akan mempertahankan kenaikan suku bunga hingga pasar kripto, khususnya Bitcoin (BTC), menyentuh Exponential Moving Average (EMA) 21 sebagai kekuatannya.

Isu terkait resesi terus membayangi. Data dari jobless claims (klaim tunjangan pengangguran) serta data Produk Domestik Bruto (PDB) di AS menandakan bahwa The Fed mungkin tetap harus mempertahankan kenaikan suku bunga.

Masih dari data yang sama, jumlah individu yang sedang mencari pekerjaan dan telah mengajukan permohonan tunjangan pengangguran dari pemerintah pada minggu ini masih dalam angka yang rendah dan diperkirakan akan berada di kisaran angka yang sama sejak Mei 2022.

Hal tersebut menandakan bahwa pasar tenaga kerja masih belum mengalami cooling down atau angka pengangguran masih terbilang besar.

Dari sisi tingkat pertumbuhan PDB pada kuartal ketiga, naik menjadi 3,2 persen dari sebelumnya pada kuartal kedua sebesar 2,9 persen.

Namun, tingkat pertumbuhan tersebut masih terus menimbulkan pertanyaan soal apakah The Fed tidak melakukan yang terbaik untuk mengontrol pertumbuhan dan inflasi yang lebih kuat dari yang diharapkan.

Kedua indikator ekonomi di atas tampaknya mendukung skenario hard-landing (perlambatan ekonomi dalam negeri). Selain itu di pasar saham terdapat aksi jual saham yang mengakibatkan harganya turun (sell-off) di awal minggu dengan alasan khawatir akan resesi.

Hal ini meningkatkan kekhawatiran kenaikan suku bunga The Fed yang lebih tinggi dan lebih lama, yang tentunya akan memiliki pengaruh pada pasar kripto.

Ilustrasi aset kripto atau cryptocurrency assets.

Photo :
  • Pixabay

Pasar kripto sendiri masih tidak pasti, misalnya seperti pada peristiwa yang dialami exchange crypto global yang mengakibatkan Fear, Uncertainty, dan Doubt (FUD) masih terus berlanjut.

Menurut analisis Pintu Academy, BTC terlihat masih berada pada formasi pola falling wedge dan terlihat juga pola bearish divergence yang tersembunyi.

Harga BTC tampaknya akan retest di level US$18.000 (moving average 300 minggu) dan level US$19.000 (the upper bound of the channel) serta membentuk bearish leg lainnya menuju level US$15.000.

Mempertimbangkan sentimen pasar secara keseluruhan dan tanda-tanda aksi harga bearish, mereka memperkirakan bahwa rejection dari top tren line dan kaskade mungkin terjadi.

“Kondisi ekonomi secara makro masih memiliki tantangan. Namun aset kripto sebagai investasi masih terus mencuri perhatian masyarakat di tengah tekanan yang luar biasa ini," ujar Chief Marketing Officer Pintu Academy, Timothius Martin, melalui konferensi pers virtual, Kamis, 29 Desember 2022.

Namun, secara bertahap, Timothius yakin kondisi ekonomi akan mengalami kebangkitan yang mungkin akan memakan waktu yang tidak dapat diperkirakan.

Mengapa Harga Bitcoin dan Kripto Terus Berfluktuasi dan Bagaimana Investor Bisa Menghadapinya

Sambil menunggu hal tersebut, persiapan yang matang, yaitu mengisi knowledge tentang fundamental aset crypto dan pengelolaan keuangan yang baik dapat mengantarkan pengguna untuk menjadi investor yang lebih kuat dan matang.

Bitcoin Sentuh Rp1,57 Miliar, Semakin Dekat Tembus 100.000 Dolar Per Keping
Rajamantri Basketball Bandung

Tampil di Turnamen Asia Pasifik, Rajamantri Basketball Bandung Dapat Dukungan dari Upbit Indonesia

Klub Rajamantri Basketball ini menjadi wadah penyaluran minat dan bakat anak-anak dalam di bidang olahraga basket.

img_title
VIVA.co.id
23 November 2024